Hampir
setiap orang pasti pernah mengalami susah tidur. Ada perasaan gelisah, mata tak
kunjung terpejam, pikiran melayang-layang, dan masih banyak gejala lainnya.
Karena tidur merupakan kebutuhan bagi tubuh manusia untuk beristirahat setelah
banyak melakukan aktifitas sehari-hari, maka susah tidur bisa menjadi salah
satu gangguan yang tidak boleh dianggap sepele.
Ada resiko
yang muncul akibat susah tidur ini. Resiko yang biasa membuntuti susah tidur
ialah mengurangi kualitas tidur sehingga mengakibatkan produktivitas seseorang menurun
dan berbagai penyakit mulai hipertensi, sakit jantung serta resiko penyakit
kardiovaskuler lainnya. Bagaimana cara mengatasi susah tidur ini?
Susah
tidur bisa terjadi kepada siapa pun. Ia tidak memandang ras, umur dan jenis
kelamin. Sebagai contoh prevelensinya orang yang lanjut usia cenderung
mengalami gangguan Susah tidur karena riwayat penyakit yang diderita atau
kecemasan. Penelitian Jurnal Berkala Epidemiologi mayoritas responden perempuan
dengan tekanan darah tidak normal, umur 41 – 60 tahun memiliki kualitas tidur
buruk dengan presentase 66,70%. Pada anak juga bisa terjadi hal serupa, atau
pun orang dewasa pada umumnya.
Gejala susah tidur dapat didiagnosa sendiri, namun ada baiknya jika melakukan konsultasi kepada dokter. Sebab susah tidur bisa jadi menjadi sinyal yang diberikan tubuh terhadap suatu reaksi yang terjadi di dalam tubuh. Usahakan tidak selalu mengambil tindakan sendiri (self-diagnose) karena bisa jadi penanganannya yang kurang tepat.
Penanganan
kasus susah tidur ada baiknya dilakukan berdasarkan faktor penyebabnya. Pada
umumnya ada beberapa faktor penyebab susah tidur, seperti:
1. Stres
Stres
merupakan gangguan homeostatis yang
menyebabkan perubahan pada keseimbangan fisiologis yang dihasilkan dari adanya
rangsangan terhadap fisik maupun psikologis. Ada berbagai kajian stres dalam
kesehatan, maka ada baiknya berkonsultasi ke dokter. Sebagai contoh dikenal
istilah stres model stimulus, adalah situasi seorang merasa begitu tertekan
dengan lingkungannya yang diterima secara langsung tanpa ada proses penilaian
sehingga rangsangan stres.
Kondisi
yang memicu timbulnya stres pada seseorang bisa beban kerja, kepanasan,
kedinginan, suara keributan, ruangan yang berbau menyengat, cahaya yang terlalu
terang, lingkungan yang kotor, ventilasi yang tidak memadai, dan lain
sebagainya.
Sumber
stres diistilahkan stresor, terbagi
tiga jenis, yaitu life events (karena
peristiwa-peristiwa kehidupan), chronic
strain (karena ketegangan kronis), dan dailly
hassles (karena permasalahan-permasalahan sehari-hari).
Sebagai
contoh, dikutip penelitian Mayoral dalam Jurnal “Kualitas Tidur dengan Indeks
Massa Tubuh Mahasiswa PSIK Tingkat Akhir”. Disebutkan bahwa mahasiswa yang
sedang menjalani skripsi mengalami stres lebih banyak yaitu sekitar 46,48% dari
334 responden yang sedang skripsi dan tidak. Situasi-situasi yang tidak pasti
dan penyesuaian penyelesaiannya tidak pas mengakibatkan dampak buruk kecemasan
yang menimbulkan stres dan akhirnya menggangu tidur seseorang
2. Pola Makan
Sebagian
orang tidak terlalu menimbang penting pengaruh pola makan, baik apa yang
dikonsumsi dan bagaimana manajemennya. Padahal segala yang dimasukkan ke dalam
tubuh pasti bereaksi pula kepada tubuh. Perlu dihindari makanan yang berlemak
karena dapat menyebabkan heartburn
alias rasa panas seperti terbakar dan rasa sakit di balik tulang dada serta
tenggorokan.
Perhatikan
waktu makan, porsi yang pas saat makan sangat penting disesuaikan dengan
waktunya, jika pada siang hari seberapa porsi pas untuk energi bahan aktivitas,
dan malam hari begitu juga demikian. Usahakan makan malam tidak berlebihan
supaya perut tidak terlalu berisi yang dapat timbulkan susah tidur. Jika sedang
menjalani program diet, usahakan malam tetap ada yang dikonsumsi supaya tidak
lapar dan tidak menimbulkan susah tidur akibat perut kosong.
3. Pola Tidur
Pola
tidur bukannya membahas waktu tidur, entah itu soal jumlah atau juga saatnya.
Pola tidur di sini termasuk juga perilaku saat akan tidur. Jika susah tidur
tidak dalam tahap yang tidak ekstrem, solusi yang bisa dilakukan seperti olah
pernafasan, memperhatikan ruang yang nyaman bagi tubuh untuk tidur dengan
stimulus relativitas terang ruang juga dapat mempengaruhi tidur.
diolah dari Tempo Read
Tidak ada komentar:
Posting Komentar