Selasa, 08 September 2020

INI KIAT MENGHADAPI PUTUS CINTA


Setiap orang tentu pernah mengalami yang namanya patah hati atau putus cinta. Mungkin lantaran penyebab orang patah hati 99,999% adalah putus cinta. Patah hati dan putus cinta melanda baik pria maupun wanita. Namun cara menyikapinya selalu berbeda di antara dua jenis manusia ini. Ada yang mengatakan bahwa cowok lebih merana ketimbang cewek bila mengalami putus cinta atau sedang patah hati. Memang kesannya terasa aneh. Bagaimana mungkin cowok yang lebih dominan nalarnya bisa lebih merana menghadapi patah hati daripada cewek yang lebih dominan emosi? Bukankah cinta dan hati itu urusan emosi?

Benar, bahwa cinta dan hati itu lebih pada masalah emosi/perasaan. Dan bukankah ada pepatah yang mengatakan bahwa love is blind. Orang yang sedang jatuh cinta itu buta dan tuli. Karena itulah, di saat patah hati atau putus cinta, otak tetap tidak bermain, karena sudah dibutakan oleh cinta. Karena itu, kaum pria akan lebih merana.

Dampak dari patah hati atau putus cinta bisa bermacam-macam, tak terkecuali bunuh diri. Tentulah kita tidak mengharapkan agar setiap orang yang mengalami masalah ini langsung mengambil jalan pintas: bunuh diri. Kita harus sadar bahwa dunia tidak selebar daun kelor. Yang perlu disadari adalah bahwa dalam dunia pacaran putus itu adalah wajar. Kapan saja dan di mana saja orang yang berpacaran akan mengalami hal ini.

Oleh karena itu, harus disadari bahwa putus saat pacaran bukanlah akhir dari segalanya. Masih banyak jalan terbentang luas. Memang kita akan mengalami kesedihan, namun janganlah kita lantas larut dalam kesedihan itu. Yang patut dilakukan adalah kita bersyukur pernah mengalami patah hati dan putus cinta. Semua itu menjadi bekal pengalaman dan proses pematangan kepribadian kita.

Para peneliti di University of Amsterdam menemukan bahwa penolakan terkait dengan respons sistem saraf parasimpatetik. Artinya, saat tubuh aktif, umumnya saat ingin berkelahi, sistem simpatetik akan bersiap, detak jantung menguat, pupil mata membesar, dan energi tinggi. Namun, sistem parasimpatetik adalah yang bertanggung jawab terhadap tubuh kala beristirahat. Saat cinta ditolak, para ahli mengatakan, kita akan merasakan tidak disukai, berujung pada detak jantung melamban, aktivitas sistem saraf parasimpatetik. Intinya, ditolak atau diputus cinta menghasilkan respons fisik dan psikologis. Tak mengherankan jika saat mengalami hal itu rasa kita seperti "copot" atau "patah", mungkin karena mendadak melamban tadi.

Sebagai manusia, kita sangat sensitif terhadap penolakan, khususnya penolakan sosial. Kita punya motivasi kuat untuk mencari persetujuan dan penerimaan dari orang-orang di sekitar kita. Jika kita lihat ke zaman purba dulu, seandainya kita hidup sendirian dan tidak memiliki siapa pun, kesempatan hidup kita akan berada pada titik nol. Manusia butuh manusia lain untuk bertahan hidup. Artinya, kita makhluk sosial, kita butuh penerimaan orang lain, tak sanggup ditolak. Hal itu terus berevolusi hingga sekarang, dan kita masih butuh orang lain.

Lima dari lima ahli saraf sepakat, diputus pacar itu menyebalkan. Melupakan pacar sama seperti melupakan adiksi terhadap zat-zat tertentu, begitu dijelaskan para peneliti di Stony Brook University. Para peneliti menemukan ada area pada otak yang aktif saat terjadi rasa sakit akibat ditolak atau putus cinta, bagian itu juga terhubung dengan kebutuhan akan motivasi, penghargaan, dan adiksi. Bahkan, bagian otak tersebut menunjukkan kesamaan antara penolakan cinta dan "sakau" akan zat-zat tertentu. Penolakan atau putus cinta terasa sakit karena kita punya ketergantungan terhadap hubungan. Setelah putus cinta, seperti setelah adiksi pada zat tertentu, kita akan melewati masa penarikan diri.

Secara umum, manusia merasa kesulitan mengalami kehilangan. Rasa sakit kehilangan sesuatu lebih kuat ketimbang mendapatkan sesuatu. Daniel Kahneman, peraih penghargaan Nobel atas karyanya, Prospect Theory, menjelaskan bagaimana seseorang mengambil pilihan dalam suatu situasi, ketika ia harus mengambil keputusan antara dua hal yang mengandung risiko. Contoh, manusia akan memandang rasa sakit kehilangan uang sebanyak Rp 50.000 lebih besar ketimbang ia mendapatkan uang sebesar jumlah sama. Hal ini merupakan fakta psikologis bahwa otak kita memandang kehilangan lebih berat ketimbang mendapatkan suatu hal yang baru.

Kehilangan terasa lebih kuat ketimbang mendapatkan sesuatu, artinya kita lebih termotivasi untuk menghindari rasa kehilangan ketimbang mengambil risiko untuk mendapatkan lebih. Alhasil, tak sedikit orang usai putus cinta mengatakan, "Sudah cukup! Saya enggak mau lagi pacaran." Kita ingin menghindari risiko kehilangan, meski ada kemungkinan kita mendapatkan cinta sejati dalam diri orang lain.

Studi mengindikasikan bahwa makin sering ditolak atau putus cinta, makin jauh pula gol yang ingin kita kejar. Jessica Wit, dari Purdue University, mengatakan bahwa setelah beberapa kali gagal menendang bola ke dalam gawang lawan, pemain sepak bola akan memandang gawang lebih tinggi dan sempit ketimbang sebelumnya.

Mudah untuk menjadi saksi kekuatan dari penolakan. Makin kita sering ditolak dan putus cinta, makin kita memandang upaya kita sia-sia, maka kita pun akan malas untuk mencoba lagi. Padahal, itu juga akan membuat makin jauh pulalah si pujaan hati.

Berikut ini beberapa kiat menghadapi atau menyikapi patah hati.

1.    Memilih Diam

Jangan pernah sekali pun berbicara atau berpikir tentang mantan. Tidaklah salah juga kalau kita memilih menangis diam-diam. Perlu diketahui bahwa “diam” di sini tidak dalam arti pasif, tetapi aktif. Ada banyak aktivitas yang dilakukan dalam “diam”, seperti memanjakan diri dengan relaksasi atau mencari hiburan yang positif.

2.    Kumpul Bersama Teman

Teman adalah segalanya. Jangankan setelah putus, saat hubungan masih baik-baik saja, kita sering merasa kesulitan jika dihadapkan untuk memilih pasangan atau teman. Cara ini merupakan cara yang paling ampuh untuk melupakan masalah dan mengembalikan semangat mereka saat baru putus cinta.

3.    Melakukan Hobi

Hal lain yang bisa membuat terhibur adalah dengan melakukan kegiatan yang disukai. Jika suka main game, carilah game-game baru untuk mengisi waktu kosong. Jika suka otomotif, maka perhatikanlah kendaraan kesayangan seperti kekasih sendiri.

4.    Jalan dengan Pasangan Baru

Bisa kenalan dengan perempuan yang menarik, apalagi mengajaknya jalan merupakan sebuah prestasi tersendiri bagi pria yang sedang dilanda patah hati. Menurutnya, ini merupakan cara jitu untuk menunjukkan kepada teman-temannya, khususnya kepada mantan, bahwa dia cukup "laku" dan baik-baik saja. Namun, untuk urusan bermain hati, ternyata tidak semudah itu. Pria lebih sulit untuk menjalin hubungan serius dibanding dengan perempuan. Walaupun sering terlihat jalan berdua dengan perempuan barunya itu, dia akan tetap mencari perempuan yang benar-benar bisa mencuri hatinya untuk dijadikan pasangan.

5.    Menyingkikan Segala Kenangan

Karena memiliki kecenderungan sulit melupakan, maka tak salah bila kita segera menyingkirkan barang kenangan yang bisa mengingatkan tentang hubungan yang telah berlalu. Tak akan ada lagi barang-barang pemberiannya di mobil atau di kamar kita. Cara lain yang juga sering digunakan adalah melakukan hal-hal yang sering dilarang oleh mantan, merokok, misalnya.

6.    Menulis Diary

Kebanyakan orang mungkin berpikir tidak akan berpengaruh mengeluarkan semua emosi dalam sebuah tulisan, tapi ternyata menulis akan sangat membantu. Dengan menulis kita bisa menyalurkan baik itu kesedihan, dendam atau kekesalan selama ini, dan itu membantu dalam melalui proses penyembuhan sakit hati.

Diolah kembali dari tulisan 7 tahun lalu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar