Minggu, 26 Juli 2020

PAUS FRANSISKUS: KESABARAN TUHAN MEMBUKA HATI KITA UNTUK BERHARAP


Pada doa angelus di hari Minggu, 19 Juli 2020, Paus Fransiskus berdoa agar Perawan Maria yang Terberkati bisa “membantu kita memahami dan meniru kesabaran Allah, yang ingin agar tidak anak-anak-Nya yang hilang, yang Dia kasihi dengan kasih seorang Bapa.” Dengan perumpamaan tentang gandum dan ilalang, Yesus membantu kita memahami kesabaran Tuhan, membuka hati kita untuk berharap, jelas Paus Fransiskus.

Dalam bacaan Injil hari itu, Yesus menceritakan perumpamaan tentang orang yang menanam gandum yang baik di ladangnya. Di malam hari musuh menabur benih lalang di antara gandum itu. Ketika gandum dan lalang mulai tumbuh bersama, hamba-hamba tuan ladang itu ingin mencabut lalang itu. Namun, sang guru menyuruh mereka menunggu sampai panen, karena takut mereka akan mencabut gandum saat mereka mencabut lalang itu.

Di antara kita, dapat dikatakan bahkan hari ini, tanah telah dihinggapi begitu banyak herbisida, pembunuh lalang, dan racun yang membahayakan diri kita sendiri dan bumi. Dalam perumpamaan itu penguasa ladang adalah Tuhan, “yang hanya menabur benih yang baik,” dan “tujuannya adalah panen yang baik.” Musuh adalah setan, “lawan klasik Allah” yang karena iri dan permusuhan berupaya menghancurkan pekerjaan Allah. “Niat setan adalah menghalangi pekerjaan keselamatan, menghalangi kerajaan Allah melalui pekerja jehat, penabur dalam skandal,” urai Paus Fransiskus. Gandum dan lalang bukanlah simbol kebaikan dan kejahatan abstrak, tetapi representasi manusia, “yang bisa mengikuti Tuhan atau setan.”

Paus Fransiskus mencatat, berkali-kali kita juga mendengar tentang keluarga atau komunitas yang damai tiba-tiba terbelah oleh konflik, iri hati. “Hal-hal buruk mulai terjadi,” papar Paus Fransiskus seraya melihat bagaimana kita menuduh seseorang menabur gosip.


“Pasti iblislah kalau kita jatuh dalam godaan untuk bergosip dan menghancurkan orang lain,” tegas Paus Fransiskus. Hal ini mirip dengan perbandingan antara keinginan para hamba untuk segera melenyapkan kejahatan – yaitu orang-orang jahat – dengan rencana Allah, yang lebih bijaksana dan lebih jauh. Murid-murid Yesus dipanggil untuk bersabar, untuk fokus pada penyelamatan orang-orang jahat, bukan menekan mereka.

Paus Fransiskus menjelaskan bahwa “Injil hari ini menyajikan dua cara bertindak dan sejarah yang hidup, yaitu visi tuan di satu sisi dan hamba-hamba tuan di sisi lain.” Sementara para hamba fokus pada membersihkan ladang dari ilalang, tuannya memperhatikan gandum yang baik dan tahu bagaimana melindunginya “bahkan di antara lalang sekalipun.”

Paus Fransiskus mengingatkan “orang-orang yang selalu mencari keterbatasan dan cacat orang lain.” Padahal orang-orang itulah yang tahu cara mengenali hal baik yang tumbuh diam-diam di ladang Gereja dan sejarah dan mengolahnya hingga matang, yang mampu berkolaborasi dalam visi Allah. “Tuhanlah, dan hanya Dia sendirilah yang akan membalas kebaikan, dan menghukum orang jahat,” pungkas Paus Fransiskus.
diambil dari Pena Katolik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar