Jika
kamu pernah bertemu dengan orang yang tidak pernah mengerti kebutuhan orang
lain, selalu merasa dirinya lebih baik dan tidak mau mendengarkan nasehat atau
kritik, itu tandanya bahwa orang tersebut mempunyai gangguan kepribadian
narsistik. Ciri utama dari kepribadian ini adalah kurangnya empati terhadap
orang lain dan haus kekaguman dari orang lain. Kondisi ini sering digambarkan
sebagai orang yang sombong, egois, manipulatif dan penuntut. Bahkan mereka
merasa dirinya pantas untuk mendapat perlakuan khusus.
Tidak
hanya itu, pengidap gangguan kepribadian narsistik atau sering disebut narsis,
percaya bahwa diri mereka lebih istimewa sehingga pergaulannya terbatas pada
orang-orang yang dirasa berbakat atau sepadan dengan dirinya. Individu seperti
ini mencari perhatian yang belebihan hanya untuk mengetahui bahwa ia selalu
dipikirkan atau dibicarakan oleh orang lain. Mereka tidak dapat menoleransi
kritik atau kekalahan, sehingga ketika mendapat kritik keras atau bahkan
penolakan, mereka seringkali ditinggalkan atau tidak dipedulikan.
Faktor
penyebab gangguan kepribadian narsistik sangat kompleks. Umumnya perilaku
narsis ini sering dikaitkan dengan masalah berikut:
v Lingkungan,
yang berhubungan dengan ketidak-sesuaian dalam hubungan orangtua dan anak
dengan kritik berlebihan yang kurang sesuai dengan pengalaman anak
v Genetika,
kondisi ini berkaitan dengan faktor keturunan
v Neurobiologi,
ada hubungan antara otak dengan perilaku atau pola pikir seseorang
Gangguan
kepribadian narsistik sering terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan
perempuan, dan sering bermula pada usia remaja akhir atau dewasa awal. Perlu diingat,
kala anak menunjukkan tanda-tandanya, bukan berarti ia terus mengembangkan
gangguan ini ketika ia dewasa. Namun jika tidak segara mendapatkan penanganan,
gangguan kepribadian ini memicu komplikasi, seperti sulit membina hubungan baik
dengan orang lain, sering mengalami masalah di tempat kerja, depresi dan rasa
cemas berlebihan yang berujung pada penyalah-gunaan narkoba, alkohol atau
keinginan untuk bunuh diri.
Menghadapi
pengidap gangguan kepribadian narsistik menjadi tantangan tersendiri karena
tidak sedikit pengidap bersifat defensif yang membuat mereka sulit untuk
mengakui kesalahan. Jangan beadu argumen dengan orang-orang narsis karena
mereka tidak mengenal sifat mengalah. Jika terjadi perbedaan pendapat yang
berujung pada perdebatan, beritahu saja bahwa kamu tidak setuju dan menyingkir;
janan diperpanjang.
Orang
narsistik mungkin akan menghina dan mengejekmu. Namun kamu yang paling
mengetahui dirimu lebih dari orang lain, temasuk kelebihan dan kelemahan. Ketika
mereka menghina atau mengajukan kritik kepadamu, keluarkan penolakan jika
dibutuhkan, dan ingat, hindari perdebatan.
diolah dari Halo Doc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar