Salah
satu kebiasaan buruk manusia adalah suka menunda. Terkait dengan hal ini, seorang
filsuf Perancis sekaligus tokoh feminism modern, Simone
de Beauvoir (1908 – 1986), pernah berkata, "Ubah hidup Anda hari ini.
Jangan bertaruh pada masa depan, lakukan sekarang, jangan tunda
lagi." Dalam pernyataan tersebut sangat jelas keinginan dan nasehat de
Beauvoir agar orang segera bergerak;
jangan menunda. Kenapa orang tidak boleh menunda-nunda?
Di balik kebiasaan
menunda, terlihat secara implisit adanya tuntutan atau kebutuhan manusia yang
tidak sedikit. Terhadap semuanya itu, manusia dihadapkan pada pilihan. Dari sini
lahirlah tuntutan akan skala prioritas. Orang ahrus bergerak berdasarkan skala prioritas. Suatu prioritas yang jauh
lebih penting harus segera dilaksanakan, jangan ditunda demi suatu prioritas
yang rendah. Jangan sampai prioritas rendah mengalahkan prioritas yang jauh
lebih penting. Itulah kebiasaan menunda.
Kebiasaan suka menunda
bisa berdampak buruk bagi kehidupan. Seseorang akan sulit berhasil jika ia suka
menunda-nunda pekerjaan. Laksamana Laut Amerika, William Halsey mengatakan,
"Segala masalah akan menjadi lebih kecil jika Anda tidak
menghindarinya, tetapi menghadapinya." Ini berarti tidak menunda. Kebiasaan menunda adalah juga kebiasaan
menghindari persoalan.
Penundaan
merupakan pupuk yang menghambat pertumbuhan. Jika kita
terlalu lama membuat keputusan untuk sebuah peluang yang tiba-tiba
datang, peluang itu akan hilang. Kerap terjadi bahwa peluang kedua itu
jarang terjadi. Karenanya menyesal kemudian tidak ada arti.
Lihatlah hasil akhir dari
sebuah pekerjaan, agar kita terpacu untuk tidak menundanya. Memang hasil akhir
sering belum sesuai dengan harapan, akan tetapi kita sudah mengetahui
progresnya. Kita akan mendapat mengetahui kelemahan dan kekeliruan yang dapat
diperbaiki kemudian. Dengan kata lain, kita tahu apa yang harus dilakukan
kemudian. Berbeda jika kita menunda. Kita tetap tinggal dalam kegelapan
ketidak-tahuan.
Seperti yang telah
disampaikan di atas, hidup kita adalah pilihan. Dalam pilihan itu ada skala prioritas. Jangan habiskan waktu dengan
mengerjakan tugas-tugas yang tidak penting atau tidak perlu. Jika tidak
penting, jangan sekedar menundanya, hapuskan saja tugas itu. Ingat, waktu terus berputar. Waktu tak pernah menunggu kita.
John C. Maxwell
menyarankan kita untuk memilah lagi pekerjaan yang perlu diprioritaskan.
Telaahlah apakah tugas tersebut memberi manfaat? Apakah hal itu akan membuka
jalan untuk sesuatu hal lain yang lebih baik? Apakah hal itu bisa
memberikan kita pengembangan atau pencapaian yang lebih besar? Atau
apakah penyelesaian tugas itu bisa melegakan kita secara emosional?
Jika kita mendapatkan
semua alasan positifnya, kita telah berada di jalur yang benar. Mulailah
bergerak maju dan bertindaklah secara cepat dan efektif.
diolah kembali dari tulisan 7 tahun lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar