Senin, 10 Juni 2019

ADA IMAN DALAM LEMBARAN RUPIAH


Iman adalah urusan hati nurani setiap pribadi manusia. Karena dia merupakan soal hati, maka menentukan agama apa yang diimani merupakan sebuah pilihan, bukan paksaan. Karena itu, Gereja Katolik, lewat dokumen konsili Vatikan II, melarang umat katolik memaksa orang lain memeluk iman katolik dengan iming-iming tertentu (bdk. Dignitatis Humanae: 2, 4). Akal budi membantu hati nurani dalam menetapkan pilihan itu.
Akan tetapi, masih ada juga terjadi bahwa iman merupakan juga urusan perut. Hanya dengan modal lembaran rupiah, orang dapat membeli iman seseorang. Hal inilah yang diangkat blog budak-bangka dua tahun lalu, persisnya hari ini, 10 Juni 2017, lewat judul tulisan “Ketika Iman Dijual Demi Lembaran Rupiah”. Tulisan tersebut bukan lahir dari pemikiran kosong, melainkan berangkat dari fakta situasi kehidupan. Fakta kehidupan itu kemudian direfleksikan, dan hasilnya ditawarkan kepada para pembaca sebagai sebuah pencerahan.
Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana dan ringan, tulisan 2 tahun lalu itu diurai dengan tidak terlalu panjang membuat pembaca hanya membutuhkan waktu singkat untuk membacanya. Karena berangkat dari fakta kehidupan, tulisan tersebut juga memakai gaya bahasa narasi dengan alur yang mengalir. Penulis memaparkan gagasannya dengan ringkas, padat dan bernas supaya pembaca langsung menemukan intisarinya.
Apa dan bagaimana isi tulisan tersebut? Langsung saja temukan jawabannya dengan klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar