Senin, 01 Oktober 2018

MENJADI IBU KRISTIANI

Setelah menikah, seorang wanita langsung mendapat status isteri. Selain itu, dia juga bakal mendapat status lain, yaitu sebagai ibu. Ini terjadi ketika dikaruniai anak, baik secara natural (hamil dan melahirkan) maupun secara non natural (adopsi). Sangat jelas bahwa status sebagai ibu berbeda dengan status sebagai isteri, meski kedua status tersebut sering tak terpisahkan. Seorang ibu adalah sekaligus juga seorang isteri, meski tidak selamanya seorang isteri adalah juga seorang ibu.
Orang kristiani dipanggil untuk menghayati nilai-nilai kristiani. Demikian pula terkait status sebagai ibu. Seorang isteri dipanggil untuk menghayati panggilan sebagai ibu kristiani. Di sini kita dibantu dengan bercermin pada teladan ibu Simson, yang dapat digali dalam Hakim-Hakim 13: 1 – 14. Sangat dianjurkan agar teks tersebut dibaca terlebih dahulu.
Hak 13: 1 – 14 menampilkan tiga teladan ibunda Simson sebagai contoh ibu kristiani. (1) Memelihara diri. Karena ada makhluk lain dalam rahimnya, maka seorang calon ibu harus tahu memelihara diri. Dia harus memperhatikan kesehatan dirinya. (2) Menghindari hal negatif. Seorang calon ibu harus berani menjauhkan dirinya dari hal-hal yang negatif, seperti suka marah-marah, bergosip, malas, dll. Sebagai gantinya, tanamkanlah hal positif. (3) Mendengarkan Tuhan. Hal ini dapat diterapkan sebagai berikut: apa yang baik dan berguna bagi kehidupannya dan juga janin dalam rahimnya, tak peduli dari mana sumbernya, harus diterapkan dalam kehidupan.
Selain itu, seorang calon ibu dapat mengambil contoh teladan Bunda Maria. (1) Selalu ada bersama. Bunda Maria selalu ada dalam kehidupan puteranya, sejak kelahiran hingga kematian-Nya. Kehadiran Maria bukan sekedar hadir, melainkan juga memberi dukungan. (2) Reflektif. Maria tidak terlalu sensitif ketika menghadapi persoalan terkait dirinya. Semuanya itu selalu “menyimpan segala perkara di dalam hati dan merenungkannya” (Luk 2: 19, 51). (3) Berserah pada kehendak Allah. Apapun yang terjadi dalam kehidupannya, keluarga atau puteranya, Maria selalu berserah diri kepada Allah. Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu.
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar