Dalam
kisah penciptaan, kita mengetahui bahwa Allah lebih dahulu menciptakan
laki-laki daripada perempuan. Manusia pertama itu dinamakan Adam. Awalnya dia
hidup sendirian di Taman Eden (ada yang mengatakan Firdaus). Tak lama kemudian
Allah merasa tak baik manusia itu sendirian, sehingga Allah memutuskan untuk
membuat yang lain, yang sepadan dengan manusia itu. Maka Allah akhirnya membuat
perempuan, yang diambil dari salah satu bagian dari tubuh pria. Perempuan itu
kemudian dikenal dengan nama Hawa. (bdk. Kej 2: 4 – 25).
Jadi,
dari kisah ini dapat disimpulkan bahwa laki-laki ada lebih dahulu daripada
perempuan. Tuhan menciptakan pria lebih dahulu, baru kemudian Dia menciptakan
perempuan. Dan perempuan diciptakan dari bagian tubuh pria. Gambaran penciptaan
manusia ini dikemudian hari menimbulkan persoalan, khususnya masalah kesetaraan
gender.
Tak
sedikit aktivis perempuan memprotes kisah yang ada dalam Kitab Suci ini. Karena
wanita berasal dari pria, mereka mengatakan bahwa kisah tersebut merendahkan
martabat kaum perempuan. Mereka menilai bahwa Kitab Suci terlalu kelaki-lakian,
sehingga ketika menceritakan kisah penciptaan dikatakan bahwa perempuan berasal
dari laki-laki. Ini dirasakan sebagai bentuk ketidakadilan gender. Mereka
selalu mempertanyakan kenapa Allah tidak menciptakan perempuan lebih dahulu
atau menciptakan perempuan dan laki-laki sekaligus sebagaimana dalam Kej 1: 26
– 28.
Apakah
benar Kitab Suci salah dalam menguraikan kisah penciptaan itu? Apakah Kitab
Suci sungguh-sungguh tidak adil dalam hal gender?
Sebenarnya
tidak ada yang salah dalam Kitab Suci. Penilaian segelintir kaum feminis ini
saja yang berlebihan. Karena jika ditinjau dari sudut biologis, apa yang
diceritakan dalam Kitab Suci itu mengandung kebenaran. Perempuan memang berasal
dari laki-laki.
Dari
ilmu biologi kita ketahui bahwa pria memiliki kromosom XY, sedangkan perempuan
XX. Kromosom X membawa sifat-sifat kewanitaan, sementara kromosom Y membawa
sifat-sifat kelelakian. Seorang pria pasti memiliki kromosom XY, sedangkan
perempuan mempunyai kromosom XX. Ini berarti, pada pria ada sifat-sifat
kelelakian dan kewanitaan, sedangkan pada perempuan murni hanya sifat
kewanitaan.
Karena
itu, dari sisi biologis masuk akal bila dikatakan bahwa wanita berasal dari
pria. Tak mungkin pria berasal dari wanita karena dalam diri wanita tidak ada
sifat kelaki-lakian. Sebaliknya, karena laki-laki memiliki dua sifat sekaligus,
maka wajar bila salah satu sifatnya itu diturunkan ke ciptaan berikutnya, yaitu
perempuan. Jika tinjauan biblis atas kisah penciptaan dikatakan bahwa Allah
mengambil dari rusuk Adam untuk menciptakan Hawa, maka tinjauan biologis-religi
Allah mengambil unsur X dari Adam dan menciptakan Hawa.
Jika
aktivis memprotes kisah penciptaan dalam Kitab Suci, sudah seharusnya juga
mereka memprotes tinjauan biologis unsur pria dan wanita. Para aktivis ini,
demi kesetaraan gender, harus menolak kromosom XX yang ada padanya, dan
menuntut kromosom Y sehingga padanya juga ada kromosom XY. Tentulah hal ini tak
masuk akal manusia. Kromosom XX untuk perempuan, dan kromosom XY untuk
laki-laki sudah ditetapkan Tuhan demikian.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar