Jumat, 23 September 2016

KADO ULTAH KE-61 BUAT KORLANTAS POLRI

Tanggal 22 September merupakan hari jadi Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia yang ke-61. Acara syukuran ulangtahun ini diadakan di JCC Jakarta Pusat. Hadir dalam acara ini Bapak Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian. Akan tetapi, berita tentang acara ulangtahun Korlantas ini seakan tenggelam oleh pemberitaan DKI1 dan juga Kopi Bersianida.
Dalam acara syukuran itu Bapak Kapolri memberikan penghargaan kepada lima anggota polisi lalu lintas yang berjasa dalam menjalankan tugasnya. Sangat menarik untuk mencermati kata sambutan Kapolri. Dalam kata sambutan itu Kapolri menyampaikan dua harapan besar terhadap polisi, khususnya Korlantas. Pertama, agar polisi, dalam hal ini Korlantas, harus bekerja lebih baik lagi. Kedua, supaya tidak ada oknum polisi yang bermain dalam pembuatan SIM.
Tentulah kita sudah tahu apa yang dimaksud dengan permainan dalam pembuatan SIM. Semuanya ujung-ujungnya adalah duit. Ada praktek percaloan atau juga penipuan terkait urusan SIM. Berhubung dengan hal ini, saya mau berbagi pengalaman. Mungkin Bapak Kapolri dan Kakorlantas Mabes Polri berkenan membacanya. Pengalaman ini terkait juga dengan dua harapan Bapak Kapolri di atas.
Pada 12 Juli lalu, sekitar pukul 09.00 WIB saya mengurus mutasi keluar SIM A dan C di Polres Karimun. Semua berkas administrasi sudah lengkap. Petugas yang menarima bernama Cendy. Setelah menerima berkas tersebut, beliau mengatakan bahwa kemungkinan selesai sekitar pukul 15.00. Beliau akan menghubungi saya pada nomor HP yang saya berikan.
Hingga pukul 16.00 tidak ada telepon yang masuk, sementara pukul 17.00 saya ada acara di Sei Bati. Saya berangkat ke Sei Bati sekitar pukul 16.30, dan saat itu pun tidak ada telepon. Pada pukul 22.30 saya baru tiba di rumah, dan menemukan ada 2 kali panggilan dari nomor baru. Saya menduga itu panggilan dari Polres Karimun, sehingga saya memutuskan kembali ke sana besok.
Berhubung 13 Juli kota Tanjung Balai Karimun diguyur hujan hampir seharian, saya memutuskan untuk ke Polres pada 14 Juli. Kembali saya menghadap Bapak Cendy. Setelah menjelaskan perihal surat mutasi keluar SIM saya, beliau menyatakan bahwa biaya mutasi per sim adalah Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah). Karena ada dua SIM (A dan C) maka total semuanya Rp. 200.000,-
Baru pada 20 September saya tiba di Pangkalpinang. Keesokan harinya saya langsung mengurus mutasi masuk SIM. Dengan berkas yang ada, sekitar pukul 09.00 WIB saya menghadap petugas. Beliau langsung menyerahkan dua formulir beserta kwitansi yang harus saya isi. Sebelumnya petugas ini menjelaskan proses dan apa yang bakal terjadi dengan dua SIM saya yang lama. Penjelasan beliau sesuai juga dengan keinginan saya, yaitu bahwa SIM yang baru nanti sudah langsung perpanjangan.
Setelah menyerahkan formulir, saya dikenakan biaya Rp 155.000,- (seratus limapuluh lima ribu rupiah) untuk dua SIM. Sontak saya kaget. Urusan mutasi keluar saya dikenakan biaya Rp. 200.000,-, sementara mutasi masuk hanya Rp 155.000,-. Tidak hanya itu saja kekagetan saya. Setelah membayar, saya langsung ke ruang foto. Cuma menunggu sekitar 10 menit, saya dipanggil, dan 15 menit kemudian saya keluar dengan SIM baru. Saya keluar dari kantor Korlantas sekitar pukul 10.45.
Jadi, ada dua hal yang membingungkan saya terkait dengan urusan mutasi SIM ini. Yang pertama soal biaya, kenapa ada perbedaan. Memang perbedaannya tidaklah terlalu besar, namun anehnya di Pangkalpinang ada kwitansi sedangkan di Tanjung Balai Karimun tidak ada. Apakah ini masuk dalam kategori ada oknum polisi bermain dalam pembuatan SIM, seperti yang disinyalir Bapak Kapolri?
Yang kedua soal waktu: di Pangkalpinang cepat sedangkan di Tanjung Balai Karimun lama. Padahal tingkat kesibukan kurang lebih sama, malah saya bisa katakan yang di Tanjung Balai Karimun masih terbilang sepi, karena baru selesai liburan Idul Fitri. Tapi kenapa ada perbedaan waktu yang begitu mencolok? Apakah ini masuk dalam kategori kinerja oknum polisi kurang baik sehingga Bapak Kapolri berharap agar polisi, dalam hal ini Korlantas, harus bekerja lebih baik lagi?

Demikianlah sharing pengalaman saya ketika mengurus SIM (mutasi keluar dan mutasi masuk). Semoga sharing ini dapat menjadi pembelajaran bagi polisi, khususnya Korlantas, supaya ke depan bisa memenuhi apa yang diharapkan oleh Bapak Kapolri dalam kata sambutannya. Saya yakin, harapan Bapak Kapolri adalah juga harapan warga Indonesia.
Pangkalpinang, 22 September 2016
by: adrian
Baca juga tulisan lain:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar