Santo Andreas, rasul
Andreas merupakan salah
seorang dari keduabelas rasul Yesus, Tuhan kita. Mulanya ia berguru pada
Yohanes Pembaptis; tetapi kemudian ia bersama seorang kawannya mengikuti dan
menjadi murid Yesus, segera setelah Yohanes mengarahkan perhatian
murid-muridnya kepada Yesus dengan menyebut-Nya “Anak Domba Allah” yang
dinantikan Israel (Yoh 1: 36 – 42).
Saudara Simon Petrus
ini adalah nelayan kelahiran Betsaida, sebuah kota di tepi danau Genesaret (Mrk
6: 45; Yoh 1: 44; 12: 21). Ayahnya Yohanes (Yona) adalah juga seorang nelayan
di Kapernaum, sebuah kota yang letaknya 4 km sebelah barat muara Yordan pada
danau Genesaret. Andreas-lah yang membawa Simon, saudaranya (yang kemudian
disebut Yesus: ‘Petrus’, Si Batu Karang) kepada Yesus. Bersama Yakobus dan
Yohanes (anak-anak Zebedeus), Andreas dan Simon adalah murid-murid Yesus yang
pertama. Ketika beberapa orang Yunani mau bertemu dengan Yesus, Andreas-lah
yang membawa mereka kepada Yesus dan menyampaikan maksud mereka itu kepada-Nya.
Karena keutamaannya ini, Santo Beda menjuluki dia “Pengantar kepada Kristus.”
Andreas memainkan suatu
peran yang penting di dalam peristiwa-peristiwa kehidupan Yesus. Ia hadir pada
saat Yesus mengadakan mujizat perbanyakan roti kepada lima ribu orang; bahkan
justru dialah yang memberitahukan kepada Yesus perihal anak lelaki kecil yang
membawa lima ketul roti dan dua ekor ikan itu (Yoh 6: 5 – 9). Ia juga ada di
antara empat orang rasul yang mempertanyakan kepada Yesus perihal tibanya hari
akhirat (Mrk 13: 3, 4).
Setelah Yesus naik ke
surga, Andreas ada di antara rasul-rasul lainnya di ruang atas untuk menantikan
turunnya Roh Kudus yang dijanjikan Yesus. Konon, ia kemudian mewartakan Injil
di Scytia dan Yunani, dan kemudian menurut tradisi (yang agak diragukan), ia
pergi ke Byzantium, di mana ia mengangkat Stachys menjadi uskup setempat.
Di mana, kapan dan
bagaimana Andreas wafat kurang diketahui jelas. Namun seturut tradisi, ia wafat
di Patras, Acaia, digantung pada sebuah salib yang berbentuk huruf “X”
(silang). Ia bergantung di salib itu selama dua hari, dan selama itu ia terus
berkotbah kepada khalayak yang datang menyaksikannya. Ia tidak dipakukan
melainkan diikat saja pada salib itu, sehingga lebih lama ia menderita sebelum
menghembuskan nafasnya. Salib ini kemudian dinamakan orang “Salib Santo Andreas”.
Pada masa pemerintahan
Kaisar Konstansius II, salib relikui Andreas itu dipindahkan dari Patras ke
gereja para rasul di Konstantinopel. Sesudah kota itu rusak oleh Perang Salib
pada tahun 1204, maka salib itu dicuri dan kemudian disimpan di katedral Amalfi
di Italia. Kurang jelas apakah ia pernah berkotbah di Rusia dan Skotlandia
seperti yang dikatakan oleh tradisi. Yang jelas ialah bahwa ia dijadikan
pelindung kedua negara itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar