Sabtu, 14 November 2015

Renungan Hari Sabtu Biasa XXXII - Thn I

Renungan Hari Sabtu Biasa XXXII, Thn B/I
Penulis Kitab Kebijaksanaan, dalam bacaan pertama, menggambarkan tentang kemahakuasaan Allah sang pencipta dan pengatur alam semesta. Kemahakuasaan Allah membuat alam ciptaan menjadi teratur, sehingga umat manusia menjadi takjub. Hal ini sudah dirasakan dan dinikmati oleh bangsa Israel. Yang dinikmati bangsa Israel bukan hanya sekedar ketakjuban, melainkan juga keselamatan. Karenanya, reaksi yang pantas bagi Allah adalah pujian yang dialamatkan kepada-Nya. Penulis kitab ini ingin supaya umat senantiasa menghaturkan pujian kepada Tuhan. Salah satu bentuk pujian adalah doa.
Topik doa juga diajarkan Tuhan Yesus dalam Injil hari ini. Tuhan Yesus mengajarkan para murid-Nya tentang doa lewat perupamaan hakim dan janda. Di sini Tuhan Yesus mau mengajak mereka untuk berdoa dengan tidak jemu-jemu, seperti janda yang tak mengenal menyerah memohon kepada hakim untuk membela perkaranya. Tuhan pasti akan mendengarkan doa umat yang selalu datang kepada-Nya. Dia tidak akan menelantarkan umat-Nya. Dengan ini, Tuhan Yesus bukan saja mau menekankan bahwa Allah itu peduli, tetapi juga mahakuasa.
Doa merupakan salah bentuk komunikasi iman antara umat manusia dengan Allah. Dalam doa umat dapat menyampaikan pujian dan syukur serta permohonan. Tak sedikit kita datang kepada Tuhan dengan membawa sekumpulan permohonan. Dan tak jarang pula kita sedikit mendesak atau malah memaksa Allah supaya permohonan kita dikabulkan. Pemaksaan ini menunjukkan bahwa kita ingin instan. Ketekunan dan ketabahan kita tak bisa teruji. Sabda Tuhan hari ini menuntut kita untuk memiliki ketabahan dan ketekunan dalam berdoa. Berdoalah dengan tidak jemu-jemu.***
by: adrian           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar