Renungan
Hari Rabu Biasa XXXI, Thn B/I
Sabda Tuhan hari ini mau
berbicara soal syarat menjadi murid Yesus Kristus. Dalam Injil hari ini, Tuhan Yesus
menegaskan bahwa untuk menjadi murid-Nya, seseorang harus berani melepaskan
dirinya dari segala miliknya (ay. 33), termasuk ikatan keluarga. Hal ini secara
ekstrim diterjemahkan dengan membenci bapak, ibu, isteri, anak dan
saudara-saudari (ay. 26). Selain itu syarat lain untuk menjadi murid Tuhan Yesus
adalah memikul salib (ay. 27), yang berarti juga mau ikut menderita bersama Tuhan Yesus. Di sini mau disampaikan bahwa Yesus Kristus hendaknya menjadi yang utama dalam hidup.
Jika dalam Injil syarat
menjadi murid Kristus harus berani meninggalkan segala kepunyaan dan memikul
salib, dalam bacaan pertama Paulus mengutarakan satu syarat lain lagi. Dalam suratnya
kepada jemaat di Roma, Paulus kembali mengulang ajaran Tuhan Yesus tentang
cinta kasih sebagai kegenapan hukum taurat (ay. 10). Bagi Paulus, seorang murid
Tuhan Yesus hendaknya mau mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri.
Cinta kasih dapat menjadi tanda bahwa kita adalah murid Yesus Kristus. Jadi, seorang yang mengaku murid Kristus hendaklah menghidupi kasih dalam kehidupannya.
Hari ini sabda Tuhan menjadi
cermin bagi kita, dengan tema utamanya adalah menjadi murid Yesus Kristus. Kita
adalah orang Kristen, alias pengikut Kristus. Melalui sabda Tuhan hari ini, kita
dapat bertanya pada diri kita sendiri apakah kita sudah mewujudkan diri sebagai
murid Tuhan Yesus. Secara tidak langsung sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk
mengoreksi diri kita sejauh mana praktek hidup kita sudah menampilkan gambaran
murid Tuhan Yesus. Jika ternyata masih ada kekurangan atau jauh dari harapan,
maka kita terpanggil untuk menyempurnakannya.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar