Renungan
Hari Selasa Biasa XXV, Thn B/I
Bac
I Ezr 6: 7 – 8, 12, 14 – 20; Injil Luk 8: 19 – 21;
Bacaan pertama hari ini diambil dari Kitab Ezra. Di sini diceritakan tentang pembangunan Bait Allah atas perintah Raja Koresh. Satu hal yang menarik adalah bahwa penyelesaian pembangunan itu “menurut perintah Allah Israel, dan menurut perintah Koresh, Darius, dan Arthasasta, raja-raja negeri Persia.” (ay. 14). Dari pernyataan ini terlihat jelas bahwa Allah mendapat posisi pertama, baru kemudian para raja. Jadi, orang Israel, dalam proses pembangunan Bait Allah itu, mengutamakan kehendak Allah.
Sikap seperti inilah yang
hendak diwartakan Tuhan Yesus dalam Injil. Dalam hubungan relasional, Tuhan Yesus meminta
para murid-Nya untuk mengutamakan relasi dengan Allah. Hal ini dicontohkan Tuhan Yesus sendiri dalam kaitannya dengan relasi-Nya dengan keluarga-Nya. Tuhan Yesus tidak
mau hanya membatasi diri pada relasi duniawi, melainkan juga relasi spiritual.
Relasi spiritual ini membuat setiap orang terhubungkan satu sama lain. Dan
penghubung itu ada pada melakukan kehendak Allah.
Manusia adalah makhluk sosial.
Kesosialan itu membuat manusia berelasi dengan orang lain. Akan tetapi, dalam
membangun relasi itu, tak jarang manusia mendasarkan relasinya pada ikatan
kekeluargaan, suku, golongan, agama atau kepentingan. Hal ini membuat manusia
hidup dalam sekat-sekat. Hari ini sabda Tuhan menghendaki supaya kita mau
membuka sekat-sekat relasional kita. Kita hendaknya mengutamakan kehendak Allah
dalam hidup sehingga dengan demikian kita dapat membangun persahabatan dengan
siapa saja. Kehendak Allah membuat kita bersatu dalam ikatan kekeluargaan.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar