Jumat, 18 September 2015

Renungan Hari Jumat Biasa XXIV - Thn I

Renungan Hari Jumat Biasa XXIV, Thn B/I
Bac I  1Tim 6: 2c – 12; Injil                Luk 8: 1 – 3;

Dalam Injil hari ini diceritakan bahwa Tuhan Yesus memberitakan Injil Kerajaan Allah dari kota ke kota, dan dari desa ke desa bersama kedua belas murid-Nya. Hadir juga bersama mereka beberapa perempuan, seperti Maria Magdalena, Yohana, Susana dan masih banyak lagi. Yang menarik di sini adalah bahwa dikatakan bahwa perempuan-perempuan ini melayani rombongan Tuhan Yesus dengan kekayaan mereka. Kekayaan yang mereka miliki, tidak hanya dinikmati sendiri atau dipakai untuk kepentingan pribadi. Dengan sukarela mereka memberikan semua itu demi karya pelayanan Tuhan Yesus.
Sepertinya sikap perempuan-perempuan yang mengikuti rombongan Tuhan Yesus itu menginspirasi pengajaran Paulus dalam suratnya yang pertama kepada Timotius. Dalam bacaan pertama, Paulus menasehati supaya hidup penuh syukur, tidak berlebihan. Di samping itu, Paulus juga menghimbau umat untuk bersikap hati-hati terhadap kekayaan, karena kekayaan dapat menjerumuskan orang ke dalam pencobaan, keruntuhan dan kebinasaan (ay. 9). Paulus menyebut salah satu bentuk kekayaan adalah uang. Dan cinta akan uang menjadi akar segala kejahatan (ay. 10).
Dewasa ini kasus korupsi sudah merajalela. Korupsi bukan hanya terjadi dalam kehidupan negara (sekular), melainkan juga dalam kehidupan Gereja. Kalau di negara pelakunya adalah pejabat negara, maka di Gereja pelakunya adalah pejabat Gereja (uskup, imam, dll). Baik di negara maupun Gereja, korupsi terjadi karena orang telalu mencintai uang. Sekalipun bukan jatahnya, uang itu diambil demi kepentingan pribadi, keluarga atau kelompok. Orang tidak memiliki sikap syukur. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk menumbuhkan sikap syukur. Dengan sikap syukur, kita dapat dengan sukarela memberi apa yang kita miliki.***
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar