Renungan
Hari Jumat Biasa XX, Thn B/I
Bac
I Rut 1: 1, 3 – 6, 14 – 16, 22; Injil Mat 22: 34 – 40;
Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus dicobai oleh seorang ahli Taurat yang bertanya soal hukum yang terutama dalam kitab Taurat (ay. 35 – 36). Dan Tuhan Yesus dengan tenang memberikan jawaban kepada mereka, yaitu hukum cinta kasih, dimana di sana “tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.” (ay. 40). Cinta kasih itu tertuju pada dua pihak yang tak bisa dipisahkan: cinta kepada Tuhan dan cinta kepada sesama. Yang menarik untuk direnungkan adalah hukum kasih kepada sesama. Tolok ukur kasih kepada sesama adalah diri sendiri. Bukan berarti egois, melainkan sejauh mana kita ingin diperlakukan, lakukanlah itu kepada orang.
Prinsip inilah yang
dirasakan dan diterapkan oleh Rut dalam bacaan pertama hari ini. Dalam
kitabnya, Rut merasa tidak tega meninggalkan Naomi, mertuanya, seorang diri.
Rut mengambil bagian dalam penderitaan dan sengsara yang bakal dialami oleh
mertuanya itu. Rut meletakkan gambaran itu pada dirinya dan dia merasa bahwa
diapun tak ingin ditinggalkan sendirian, sehingga atas sikap itu ia tetap setia
mendampingi mertuanya. Pendampingan itu benar-benar secara totalitas, karena ia
sungguh menyatu dengan Naomi. “Ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi,
dan di mana engkau bermalam, ke situ jugalah aku bermalam; bangsamulah bangsaku
dan Allahmulah Allahku.” (ay. 16).
Sabda Tuhan hari ini bukan
sekedar memberitahukan kepada kita tentang hukum yang terutama dalam hidup. Bukan tidak mustahil
bahwa kita sudah terlalu sering mendengar hukum terutama ini. Menjadi
persoalan, sejauh mana kita menerapkannya dalam hidup. Lewat sabda-Nya, Tuhan
menghendaki agar kita melaksanakan perintah Tuhan ini, yaitu mengasihi Tuhan
dan sesama. Salah satu tolok ukur pelaksanaan perintah cinta kasih ini adalah
diri kita sendiri. Sebagaimana kita ingin diperlakukan, maka perlakukanlah itu
kepada Tuhan dan sesama.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar