Renungan
Hari Senin Biasa XV, Thn B/I
Bac
I Kel 1: 8 – 14, 22; Injil Mat 10: 34 – 11: 1;
Bacaan pertama hari ini, yang diambil dari Kitab Keluaran, berkisah tentang kehidupan bangsa Israel, umat pilihan Allah, di daerah Mesir. Kisah ini merupakan kelanjutan kisah dari bacaan sebelumnya, dimana Yusuf membawa keluarganya ke Mesir. Di sana mereka bertumbuh dan berkembang. Dalam bacaan pertama dikisahkan awal penderitaan bangsa Israel di tanah Mesir. Ada yang menarik dalam kisah ini, yaitu bahwa semakin mereka ditindas, “makin bertambah banyak dan berkembanglah mereka.” (ay. 12). Ini bisa terjadi karena Allah menyertai mereka, sebagaimana janji-Nya kepada Israel, “Aku sendiri akan menyertai engkau pergi ke Mesir dan tentulah Aku juga akan membawa engkau kembali.” (Kej. 46: 4).
Soal penyertaan Tuhan ini
dapat juga kita temui dalam Injil hari ini. Dalam Injil diceritakan bahwa Tuhan
Yesus mengajarkan kepada kedua belas rasul-Nya tentang syarat menjadi
pengikut-Nya. Intinya, menjadi pengikut Kristus akan mengalami penderitaan.
Namun para murid tidak perlu takut. Tuhan Yesus senantiasa menyertainya.
Sakramen baptis yang telah
kita terima membuat kita menjadi murid Kristus. Hari ini, melalui sabda-Nya,
Tuhan mengingatkan kita bahwa menjadi pengikut Kristus itu tidaklah mudah.
Penuh tantangan dan penderitaan. Namun tantangan dan penderitaan itu harus
dipikul bagaikan memilul salib. Kiranya sabda Tuhan ini bukan bermaksud untuk
menakut-nakuti orang. Sabda Tuhan ini sungguh menjadi kenyataan di jaman kini. Ada
begitu banyak orang Kristen hidup dalam penderitaan dan aniaya karena imannya
pada Kristus. Mereka bisa bertahan karena mereka percaya Tuhan menyertainya. Menjadi
pertanyaan bagi kita, apakah kita merupakan salah satu dari sekian banyak orang
Kristen yang siap menderita demi iman akan Kristus?***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar