Renungan
Hari Senin Biasa X, Thn B/I
Bac
I 2Kor 1: 1 – 7; Injil Mat 5: 1 – 12;
Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus menyampaikan pengajaran-Nya yang sangat terkenal, yaitu sabda bahagia. Jika dilihat dari sudut pandang duniawi, sabda bahagia Tuhan Yesus ini sungguh tak masuk akal. Masak orang miskin bahagia; masak orang dianiaya bahagia, masak orang yang dicela dan difitnah bahagia. Memang dari sisi duniawi, apa yang disampaikan Tuhan Yesus ini terasa aneh. Namun jika melihatnya dari sudut pandang manusiawi, apalagi spiritualitas, orang akan menemukan kebenaran. Bahkan melihat ajaran ini sungguh indah. Kiranya inilah yang diharapkan Tuhan Yesus kepada pendengar-Nya, yaitu menghayati sabda bahagia dalam kehidupan.
Apa
yang diajarkan Tuhan Yesus dapat dijumpai dalam diri Rasul Paulus. Dalam suratnya
yang kedua kepada jemaat di Korintus, yang menjadi bacaan pertama hari ini,
Paulus mengatakan bahwa sekalipun ia mengalami penderitaan oleh karena
mewartakan Injil, ia masih dapat menghibur para saudara; dan dalam
penderitaannya ia mengalami penghiburan. Paulus melihat bahwa sumber
penghiburan ada pada Allah (ay. 3). Cukup menarik dalam surat itu adalah bahwa
Paulus menyatukan penderitaannya itu dengan kesengsaraan Kristus.
Agama
Kristen cukup terkenal dengan teologi salibnya. Tuhna Yesus sendiri sudah
mengatakan bahwa yang mau mengikuti Dia harus memikul salib. Ini berarti siap
untuk menderita. Penderitaan itu tidaklah harus dikutuk atau diratapi. Penderitaan
tak perlu ditakuti. Melalui sabda-Nya hari ini, Tuhan mengajak kita untuk
menghadapi penderitaan hidup dengan sukacita. Kita disadarkan bahwa di dunia
ini bukan hanya kita saja yang menderita. Masih ada banyak saudara kita, yang
mungkin jauh lebih menderita dari kita. Karena itu, kita terpanggil untuk member
penghiburan. Sama seperti yang dicontohkan Paulus. Dan sama seperti Paulus
juga, kita diajak untuk menyatukan penderitaan kita dengan derita Kristus.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar