Renungan
Hari Kamis Biasa IX, Thn B/I
Bac
I Tob 6: 10 – 11; 7: 1, 6, 8 – 13; Injil Mrk 12: 28 – 34;
Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus menjelaskan tentang hukum terutama bagi orang Yahudi, yaitu cinta kasih. Ada dua hukum yang tak terpisahkan, yaitu cinta kepada Allah dan cinta kepada sesama manusia. Cukup menarik kalau diperhatikan tentang hukum cinta kepada sesama. Tolok ukur cinta kepada sesama bukan karena orang itu baik kepada kita atau karena ia satu suku dengan kita atau sama seperti kita. Tolok ukur cinta kepada sesama adalah cinta kepada diri sendiri. “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (ay. 31).
Bacaan
pertama, yang diambil dari Kitab Tobit, bercerita tentang cinta pasangan suami
isteri, Tobia dan Sara. Seperti yang telah dikisahkan, sudah tujuh pemuda yang
menikahi Sara meninggal di malam pertamanya. Hal ini sudah diingatkan ayah Sara
kepada Tobia. Pada malam pertamanya, keduanya berdoa kepada Tuhan. Dalam doanya
itu, Tobia menjelaskan makna cintanya kepada Sara. Cintanya kepada Sara bukan
lantaran nafsu, melainkan karena hati yang tulus dan benar (ay. 8).
Segala
tindakan dan karya baik manusia selalu memiliki maksud dan tujuan. Maksud dan
tujuan itu bisa saja tersembunyi bisa pula jelas terungkap. Sabda Tuhan hari
ini mengajak kita untuk mendasarkan kebaikan itu pada motivasi yang tulus dan
benar, bukan dengan maksud yang terselubung demi kepentingan-kepentingan
tertentu. Cinta, misalnya. Tuhan menghendaki supaya cinta kita bersifat
universal dengan patokan diri kita. Sebagaimana diri kita ingin bahagia,
demikian pula hendaknya kita perlakukan sesama kita.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar