Minggu, 17 Mei 2015

Renungan Hari Minggu Paskah VII - B



Renungan Hari Minggu Paskah VII, Thn B/I
Injil    Yoh 17: 11b – 19;
Injil hari ini menampilkan kisah Tuhan Yesus yang berdoa kepada Bapa-Nya. Dalam doa-Nya itu, ada kesan bahwa Tuhan Yesus akan berpisah dengan para murid-Nya. Dia tidak akan selamanya bersama dengan mereka. Sadar bahwa diri-Nya tidak akan berada bersama mereka, Tuhan Yesus menyerahkan mereka kepada Bapa. Tuhan Yesus meminta agar Bapa kelak menyertai perjalanan hidup mereka. Yang menarik di sini adalah bagaimana Tuhan Yesus mengikut-sertakan Allah Bapa dalam perjalanan para murid.
Teladan Tuhan Yesus dalam Injil terlihat jelas dalam diri para rasul, dalam bacaan pertama. Kitab Kisah Para Rasul mengisahkan proses pemilihan pengganti Yudas Iskariot yang telah meninggal karena bunuh diri, untuk melengkapi keduabelas rasul Tuhan. Ada dua nama yang diusulkan. Proses pemilihan ada di tangan para rasul. Akan tetapi dikatakan bahwa sebelum melakukan pemilihan “mereka semua berdoa” (ay. 24). Ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya mengandalkan kekuatan atau keahlian manusiawi, melainkan turut melibatkan Tuhan.
Yohanes, dalam suratnya yang pertama, yang menjadi bacaan kedua hari ini, seakan merefleksikan kedua bacaan tadi. Intinya adalah hendaknya jemaat senantiasa melibatkan Allah dalam kehidupannya. Salah satu ungkapan pelibatan itu, bagi Yohanes, adalah dengan hidup saling mengasihi. Bagi Yohanes, Allah adalah kasih (ay. 16). Karena itu, jika jemaat hidup saling mengasihi, maka Allah tetap diam di dalamnya (ay. 12). Yohanes mengajak jemaat untuk saling mengasihi sebagai ungkapan murid-murid Tuhan Yesus.
Dalam kehidupan kita sering kali hanya mengandalkan kekuatan manusiawi. Orang tua hanya mengandalkan pengalaman dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya. Guru mengandalkan kemampuannya mengajar. Ada imam yang mengandalkan jabatan, gelar, kedekatan dengan uskup atau kekuasaannya. Dan masih banyak contoh lainnya. Sangat jarang orang mau melibatkan Tuhan dalam karyanya. Padahal kita perlu melibatkan Tuhan dalam setiap aktivitas. Melibatkan Tuhan dalam setiap karya dapat dilihat dari ada tidaknya kasih, karena Allah adalah kasih. Jadi, jika kita melibatkan Allah dalam kehidupan kita, maka ada kasih di dalam setiap karya kita. Inilah yang dikehendak Tuhan melalui sabda-Nya hari ini.***
by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar