Renungan Hari Selasa sesudah
Minggu Palma, Thn B/I
Bac I Yes 49: 1 – 6; Injil Yoh 13: 21 – 33, 36 – 38;
Hari ini bacaan pertama masih diambil dari
Kitab Nabi Yesaya. Sama seperti kemarin, di mana Nabi Yesaya menyampaikan
nubuat Allah tentang seorang hamba Allah, hari ini juga Nabi Yesaya mewartakan
nubuat tentang hamba Allah. Hamba Allah ini dipanggil untuk “menjadi terang
bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari pada-Ku sampai ke ujung bumi.”
(ay. 6). Kemuliaan hamba
Allah ini menjadi juga kemuliaan Allah (ay. 5). Di sini hendak dikatakan bahwa
melalui Hamba Allah ini, bangsa manusia menikmati terang kemuliaan Allah
sehingga mereka dapat memperoleh keselamatan.
Injil hari ini menampilkan Tuhan Yesus
yang tak lama lagi akan masuk ke dalam kisah sengsara dan kematian. Kematian Tuhan
Yesus bukanlah merupakan sebuah aib, melainkan peristiwa pemuliaan-Nya, yang
berarti juga pemuliaan Allah. Hal ini seperti yang dikatakan Tuhan Yesus,
“Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia.”
(ay. 31). Ini sejalan dengan nubuat Nabi Yesaya di atas (ay. 5). Ada dua
peristiwa utama mengiringi kisah sengsara Tuhan Yesus, seperti yang dikisahkan
dalam Injil hari ini, yaitu pengkhianatan dan penyangkalan. Keduanya dilakukan
oleh murid Yesus sendiri.
Hari ini sabda Tuhan bukan saja mau
menyatakan bahwa Tuhan Yesus merupakan pemenuhan nubuat Perjanjian Lama dalam
Kitab Nabi Yesaya. Sabda Tuhan hari ini mau mengatakan kepada kita bahwa
kesengsaraan Tuhan Yesus diperparah dengan pengkhianatan dan penyangkalan yang
dibuat oleh murid-Nya sendiri. Hal ini seakan menyadarkan kita bahwa hingga
saat ini Tuhan Yesus masih mengalami kesengsaraan, di mana masih ada banyak
murid-Nya yang mengkhianati Dia atau menyangkal Dia. Lewat sabda-Nya, Tuhan
menghendaki supaya kita tetap setia dan mencintai Tuhan Yesus. Hendaklah kita
jangan menambah lagi kesengsaraan Tuhan Yesus dengan mengkhianati dan
menyangkal Dia.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar