Kamis, 01 Januari 2015

Renungan HR St. Maria Bunda Allah, Thn B

Renungan Hari Raya Santa Maria Bunda Allah, Thn B/I
Bac I    Bil 6: 22 – 27; Bac II             Gal 4: 4 – 7;
Injil      Luk 2: 16 – 21;

Hari ini, sebagai oktaf natal yang terakhir, umat sedunia merayakan tahun baru. Mengawali tahun baru, Gereja mengajak umatnya merayakan pesta Santa Maria sebagai Bunda Allah. Di sini Gereja ingin mempersembahkan perjalanan hidupnya di tahun ini kepada Bunda Maria sebagai Bunda Allah. Gelar Maria sebagai Bunda Allah merupakan keyakinan umat sejak Gereja perdana, namun ditetapkan sebagai hari raya baru pada masa Paus Pius XI (1922 – 1939). Dasarnya karena Maria melahirkan Yesus yang adalah Allah yang menjadi manusia (Allah Putera).

Bacaan-bacaan liturgi hari ini sama sekali tidak ada kaitan langsung dengan gelar Maria sebagai Bunda Allah, tapi menyinggung tentang Maria. Bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Bilangan, sama sekali tidak membahas Maria. Akan tetapi bacaan itu bisa dikenakan kepada Maria. Sebagaimana Musa menjadi sarana Allah untuk memberkati umat Israel, demikian pula Maria. Melalui Maria, umat manusia mendapatkan berkat dan kasih karunia dari Allah. Kasih karunia Allah itu tampak dalam diri Tuhan Yesus.

Berbeda dengan bacaan pertama, bacaan kedua dan Injil menyinggung tentang Maria. Namun kedua bacaan ini memiliki kemiripan dengan bacaan pertama. Maria adalah sarana bagi Allah untuk mengandung Yesus (Injil) dan menebus umat manusia (bacaan kedua). Injil hari ini menampilkan Maria yang rendah hati dan taat pada kehendak Allah. Sedangkankan bacaan kedua, yang diambil dari Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia menampilkan Maria yang taat kepada hukum Taurat atau perintah Allah.

Hari ini Gereja universal mengajak kita mempersembahkan perjalanan hidup kita di tahun ini dalam penyertaan Bunda Maria. Hari ini adalah hari raya Santa Maria Bunda Allah. Melalui sabda-Nya, kita disadarkan bahwa Allah mencurahkan kasih-Nya kepada kita dengan memakai sarana Bunda Maria. Melaluinya lahirlah Tuhan Yesus yang menebus kita. Karena itu, Tuhan menghendaki supaya kita mengikuti teladan hidup dan iman Maria. Selain itu, merayakan hari raya Maria Bunda Allah, kita diajak menjadikan Maria sebagai Bunda kita. Sebagaimana yang dikatakan Paulus, kebundaan Maria membuat kita semua menjadi saudara satu sama lain, dan kita bisa menyapa Allah sebagai Bapa.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar