Renungan Hari Raya
Santa Maria Bunda Allah, Thn B/I
Bac I Bil 6: 22 – 27; Bac II Gal 4: 4 – 7;
Injil Luk 2: 16 – 21;
Hari ini, sebagai oktaf natal yang terakhir, umat sedunia
merayakan tahun baru. Mengawali tahun baru, Gereja mengajak umatnya merayakan
pesta Santa Maria sebagai Bunda Allah. Di sini Gereja ingin mempersembahkan perjalanan
hidupnya di tahun ini kepada Bunda Maria sebagai Bunda Allah. Gelar Maria
sebagai Bunda Allah merupakan keyakinan umat sejak Gereja perdana, namun
ditetapkan sebagai hari raya baru pada masa Paus Pius XI (1922 – 1939). Dasarnya
karena Maria melahirkan Yesus yang adalah Allah yang menjadi manusia (Allah
Putera).
Bacaan-bacaan liturgi hari ini sama sekali tidak ada kaitan
langsung dengan gelar Maria sebagai Bunda Allah, tapi menyinggung tentang Maria.
Bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Bilangan, sama sekali tidak membahas
Maria. Akan tetapi bacaan itu bisa dikenakan kepada Maria. Sebagaimana Musa menjadi
sarana Allah untuk memberkati umat Israel, demikian pula Maria. Melalui Maria,
umat manusia mendapatkan berkat dan kasih karunia dari Allah. Kasih karunia
Allah itu tampak dalam diri Tuhan Yesus.
Berbeda dengan bacaan pertama, bacaan kedua dan Injil
menyinggung tentang Maria. Namun kedua bacaan ini memiliki kemiripan dengan
bacaan pertama. Maria adalah sarana bagi Allah untuk mengandung Yesus (Injil)
dan menebus umat manusia (bacaan kedua). Injil hari ini menampilkan Maria yang
rendah hati dan taat pada kehendak Allah. Sedangkankan bacaan kedua, yang diambil
dari Surat Paulus kepada Jemaat di Galatia menampilkan Maria yang taat kepada hukum
Taurat atau perintah Allah.
Hari ini Gereja universal mengajak kita mempersembahkan
perjalanan hidup kita di tahun ini dalam penyertaan Bunda Maria. Hari ini
adalah hari raya Santa Maria Bunda Allah. Melalui sabda-Nya, kita disadarkan
bahwa Allah mencurahkan kasih-Nya kepada kita dengan memakai sarana Bunda
Maria. Melaluinya lahirlah Tuhan Yesus yang menebus kita. Karena itu, Tuhan
menghendaki supaya kita mengikuti teladan hidup dan iman Maria. Selain itu,
merayakan hari raya Maria Bunda Allah, kita diajak menjadikan Maria sebagai
Bunda kita. Sebagaimana yang dikatakan Paulus, kebundaan Maria membuat kita
semua menjadi saudara satu sama lain, dan kita bisa menyapa Allah sebagai Bapa.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar