Sabtu, 17 Januari 2015

Renungan Hari Sabtu Biasa I - Thn I

Renungan Hari Sabtu Biasa I, Thn B/I
Bac I    Ibr 4: 12 – 16; Injil                Mrk 2: 13 – 17;

Hari ini Injil berkisah tentang panggilan Tuhan Yesus kepada Lewi untuk mengikuti Dia. Lewi tidak hanya mengikuti Yesus, melainkan juga mengundang Tuhan Yesus makan di rumahnya. Bukan hanya mereka berdua, hadir juga dalam acara makan-makan itu rekan-rekan kerja Lewi, sesama pemungut cukai. Bagi orang Yahudi pemungut cukai masuk ke dalam golongan orang berdosa. Karena itu, tindakan Yesus makan bersama mereka menimbulkan pertanyaan dan sinisme di kalangan ahli-ahli Taurat dan kaum Farisi. Namun dengan bijaksana, Tuhan Yesus menjawab pertanyaan sinis mereka, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit….” (ay. 17).

Bacaan pertama diambil dari Surat kepada Orang Ibrani. Dalam surat ini terlihat kalau penulis seakan merefleksikan kembali jawaban Tuhan Yesus kepada para ahli Taurat dan kaun Farisi. Yesus adalah firman Allah. Ini mengacu pada prolog Injil Yohanes. Penulis menggambarkan firman Allah itu “hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” (ay. 12). Tindakan dan pernyataan Tuhan Yesus kepada para ahli Taurat dan kaum Farisi sejalan dengan gambaran penulis Surat kepada Orang Ibrani tentang firman Allah.

Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita bahwa Yesus amat bijaksana. Sekalipun hidup bersama dengan orang berdosa, tidak lantas berarti Dia ikut berdosa. Tuhan Yesus dapat membedakan mana yang dibenarkan dan mana yang tidak. Sikap Tuhan Yesus inilah yang hendaknya dimiliki oleh para pengikut-Nya. Melalui sabda-Nya ini Tuhan menghendaki kita supaya bisa bersikap bijaksana dalam menelaah suatu permasalahan. Kita sadar bahwa kita masih hidup di dunia, dan dunia kita belumlah sempurna. Kita hidup berdampingan dengan ketidaksempurnaan. Namun jangan lantas kita juga hidup dalam ketidaksempurnaan itu. Tetaplah kita berusaha untuk sempurna.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar