Sabtu, 27 Desember 2014

Renungan Oktaf Natal III - B

Renungan Oktaf Natal III, Thn B/I
Bac I    1Yoh 1: 1 – 4; Injil                Yoh 20: 2 – 8;

Hari ini merupakan oktaf natal yang ketiga. Dalam oktaf natal ketiga ini Gereja Universal mengajak kita mengenangkan Santo Yohanes, yang dikenal sebagai rasul dan pengarang Injil (termasuk surat). Oleh karena itu, bacaan-bacaan liturgi hari ini mengambil dari tulisan-tulisan Yohanes. Bacaan pertama diambil dari Surat Yohanes yang Pertama. Di sini Yohanes menyatakan bahwa apa yang diwartakan dalam tulisan itu merupakan hasil dari pengalaman perjumpaannya dengan Tuhan Yesus, yang disebutnya sebagai Firman Hidup. Dengan tulisan itu, Yohanes berharap supaya pembacanya mau masuk dalam persekutuan Kristus sehingga turut juga merasakan sukacita.

Injil hari ini mengambil kisah kebangkitan Tuhan Yesus. Dikisahkan bahwa setelah menerima warta gembira dari beberapa perempuan, dua murid yang menerima berita itu, yaitu Petrus dan murid yang dikasihi Tuhan Yesus, bergegas menuju kubur Yesus. Jika Petrus hanya melihat fakta lahiriah, murid yang lain melihat fakta imani. Dikatakan bahwa setelah melihat semuanya itu (sebagaimana yang dilihat Petrus), ia menjadi percaya. Baik Petrus maupun murid yang dikasihi sama-sama melihat benda yang sama. Akan tetapi, Petrus berhenti pada apa yang dilihatnya, sedangkan murid yang dikasihi itu sampai pada tingkat iman. Murid yang lain yang dikasihi Yesus ini, oleh beberapa ahli, diyakini sebagai Yohanes.

Ada dua topik yang ingin disampaikan Tuhan melalui sabda-Nya hari ini. Kedua topik itu adalah percaya dan sukacita. Tuhan menghendaki supaya kita menanamkan sikap percaya, sebagaimana yang dicontohkan oleh Yohanes dalam Injil hari ini. Yohanes tidak hanya berhenti pada apa yang ia lihat, melainkan sampai pada ke kedalaman iman, yaitu percaya. Dan percaya ini juga yang mau disampaikannya melalui suratnya. Pesan sabda Tuhan ini dapat kita terapkan dalam situasi kegembiraan natal ini. Mata kita masih selalu tertuju pada kandang natal. Hendaklah kita jangan hanya melihat patung-patung kanak-kanak Yesus, Maria, Yosef, para gembala dan hewan gembalaan mereka serta para majus dengan segala gemerlapannya, melainkan sampai pada permenungan akan cinta Tuhan kepada kita.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar