Renungan Hari Sabtu Adven
II, Thn B/I
Bac I Sir 48: 1 – 4, 9 – 11; Injil Mat 17: 10 – 13;
Hari ini bacaan pertama diambil dari Kitab Putera Sirakh. Dalam
kitabnya, penulis menyampaikan kekecewaan Allah kepada umat pilihan-Nya,
yaitu bangsa Israel. Dikatakan bahwa jauh-jauh hari Tuhan Allah sudah
mengingatkan bangsa Israel akan bencana yang akan menimpa mereka jika mereka
tidak mengindahkan perintah-Nya. Akan tetapi, seperti yang dikatakan Tuhan
sendiri, bangsa Israel tidak mempedulikannya. Di mata Allah, mereka ini “tegar
tengkuk, keras kepala dan berkepala batu.” (ay. 4).
Sifat “tegar tengkuk, keras kepala dan berkepala batu”,
seperti yang digambarkan penulis Kitab Putera Sirakh dalam kitabnya, kembali terlihat dalam
kehidupan umat Israel jaman Yesus. Dalam Injil Tuhan Yesus membicarakan tentang
Nabi Elia yang akan datang lebih dahulu, sebagaimana yang diutarakan para murid
berdasarkan informasi dari ahli-ahli Taurat. Bagi Tuhan Yesus kedatangan Nabi
Elia untuk memulihkan segala sesuatu. Para ahli Taurat sudah mengetahuinya. Akan
tetapi, Tuhan Yesus menegaskan bahwa Nabi Elia sudah datang. Namun orang tidak
mengenalnya dan memperlakukannya menurut kemauan mereka.
Kehidupan manusia yang digambarkan Tuhan dalam bacaan pertama
dan Injil sepertinya dapat kita temui dalam kehidupan kita dewasa ini. Ada banyak
manusia memiliki sifat “tegar tengkuk, keras kepala dan berkepala batu”. Sifat ini
membuat kita tidak menghiraukan sapaan Tuhan dalam hidup kita. Di masa adven
ini, kita diajak untuk mempersiapkan hati kita menyambut kedatangan Tuhan. Salah
satu persiapan kita adalah tobat. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk
mengubah sifat “tegar tengkuk, keras kepala dan berkepala batu” kita, supaya
kita dapat menerima sapaan Tuhan dalam hidup kita. Perlu disadari bahwa
terkadang Tuhan menyapa kita secara tidak langsung, melalui sesama, peristiwa
alam ataupun hal lainnya. Jika kita memiliki sifat kepekaan hati, maka kita
dapat memahami sapaan Tuhan untuk kita.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar