Renungan Hari Rabu
Biasa XXXI, Thn A/II
Bac I Flp 2: 12 – 18; Injil Luk 14: 25 – 33;
Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus menyampaikan pengajaran
tentang menjadi pengikut-Nya. Intinya ada pada kerelaan. Tuhan Yesus meminta
mereka yang mau mengikuti Dia untuk berani meninggalkan keluarga dan bahkan kepentingan
pribadinya, serta memikul salib. Artinya, orang yang mau mengikuti Tuhan Yesus
harus penuh kerelaan hati, tidak dibebani oleh urusan-urusan keluarga dan
pribadi. Hal ini memang sulit mengingat ikatan kekeluargaan sangat kuat di
lingkungan masyarakat, namun inilah salib yang musti dipikul. Dengan kerelaan
tersebut, orang dapat mengikuti Tuhan Yesus dengan sepenuh hati, meski ikatan
keluarga tidak serta merta hilang karenanya.
Topik kerelaan yang disampaikan Yesus dalam Injil, kembali ditekankan
Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi. Dalam bacaan pertama, Paulus memuji
hidup beriman jemaat di sana. Paulus berharap supaya cara hidup mereka itu dilakuan
dengan kerelaan yang dapat dilihat jika dia tidak ada bersama mereka. Artinya,
cara hidup jemaat yang dipuji Paulus akan tetap terjaga sekalipun Paulus tidak
hadir. Di situlah letak kerelaan mereka. Menghayati iman dengan sukacita dan
tidak bersungut-sungut.
Ada banyak orang menyatakan diri sebagai murid Tuhan Yesus,
namun mereka sering bersungut-sungut bila ada tuntutan yang tidak menyenangkan
hati. Misalnya, mengaku murid Tuhan Yesus, tapi ketika diminta untuk hadir di
gereja dalam perayaan ekaristi setiap minggu, tak sedikit yang menggerutu dan
merasa berat. Hal ini menunjukkan bahwa dirinya masih ada ikatan atau kelekatan
tertentu. Inilah yang dinamakan tidak rela. Sabda Tuhan hari ini menghendaki
kita untuk mengikuti Tuhan Yesus dengan kerelaan. Dengan kerelaan itu kita akan
merasa sukacita dalam iman.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar