Renungan Hari Kamis
Biasa XXXIV, Thn A/II
Bac I Why 18: 1 – 2, 21 – 23; 19: 1 – 3, 9a; Injil Luk 21: 20 – 28;
Sabda Tuhan, dalam bacaan pertama dan Injil, hari ini sama-sama berbicara tentang akhir zaman.
Ada kesamaan pelukisan akhir zaman, baik dalam bacaan pertama maupun dalam
Injil, yaitu happy ending. Dalam bacaan
pertama, yang diambil dari Kitab Wahyu kepada Yohanes, pertama-tama Yohanes menggambarkan
situasi yang kurang mengenakkan. Misalnya seperti kehancuran, tenggelam ke
dalam dasar laut, tidak ada suasana gembira dan penuh kegelapan. Namun gambaran
ini tidak berhenti di sini, karena Yohanes melanjutkan dengan gambaran yang
bertentangan dengan gambaran sebelumnya, yaitu suasana kegembiraan.
Hal yang sama juga terlihat dalam Injil hari ini. Awalnya Tuhan
Yesus memberikan lukisan yang sangat menakutkan, misalnya pengepungan musuh,
pengungsian, celaka bagi ibu hamil dan menyusui, kesesakan, kematian, dan tanda-tanda
alam yang dahsyat. Akan tetapi, Tuhan Yesus tidak berhenti pada gambaran suram
saja. Tuhan Yesus menutup pelukisan-Nya dengan situasi yang menyenangkan. “Apabila
Anak Manusia datang dalam awan, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab
penyelamatanmu sudah dekat.” (ay. 27 – 28).
Gambaran akhir zaman atau yang biasa diistilahkan dengan hari
kiamat memang sangat menyeramkan dan menakutkan. Karena itu tak heran jika ada
orang yang langsung takut sebelum hal itu terjadi. Sabda Tuhan hari ini coba
mengubah persepsi kita selama ini. Hari kiamat merupakan akhir perjalanan hidup
kita di dunia ini. Memang gambarannya menyeramkan, namun kita tak perlu cemas
atau takut. Hari kiamat tidak semata-mata menyeramkan, karena akhir dari
semuanya itu adalah kebahagiaan. Namun kebahagiaan itu hanya diperuntukkan bagi
mereka yang telah menunjukkan kesetiaannya kepada kehendak Tuhan sepanjang
hidupnya di dunia. Jadi, jika kita senantiasa hidup sesuai dengan kehendak
Allah, akhir zaman merupakan awal kebahagiaan abadi.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar