Renungan Hari Jumat
Biasa XXXIV, Thn A/II
Bac I Why 20: 1 – 4, 11 – 21: 2; Injil Luk 21: 29 – 33;
Injil hari ini menutup rangkaian pewartaan Tuhan Yesus
tentang akhir zaman. Tuhan Yesus mengakhiri rangkaian pengajaran-Nya dengan
sebuah perumpamaan pohon ara atau pohon apa saja. Setiap orang yang
mendengarkan-Nya tentu akan segera paham apa yang dimaksud Tuhan Yesus tentang
pohon ara. Di sini Tuhan Yesus mau mengajak mereka untuk bersikap bijaksana. Membaca
tanda-tanda zaman pada pohon ara saja bisa, maka sudah sepantasnya mereka juga
bisa membaca tanda-tanda akhir zaman. Hal ini bertujuan untuk persiapan diri.
Seperti gambaran perumpamaan pohon ara, Yohanes dalam bacaan
pertama juga menyinggung soal adanya harapan baru. Dalam Kitab Wahyu, Yohanes
mengutarakan bahwa setelah gambaran akhir zaman berlalu, ia melihat adanya
langit dan bumi yang baru, Yerusalem baru. Itu ibarat tunas baru yang
mengisyaratkan musim panas sudah dekat. Karena itu perlu disikapi dengan
bijaksana. Artinya, memang akan ada penghancuran, namun penghancuran itu tidak
berlangsung terus menerus. Ada harapan baru akan kebangkitan baru.
Akhir zaman atau yang biasa disebut dengan hari kiamat memang
sering diidentikkan dengan kehancuran. Akan tetapi perlu disadari bahwa
kehancuran itu bukanlah kehancuran total. Kehancuran itu merupakan awal
kehidupan baru. Inilah yang hendak dikatakan Tuhan melalui sabda-Nya. Tuhan menghendaki
supaya kita tidak kehilangan harapan ketika akhir zaman itu tiba. Jadi,
menghadapi kehancuran pada akhir zaman, kita perlu menyikapinya dengan
bijaksana. Jangan cemas akan kehancuran itu. Jangan lantas hilang harapan akan
kehancuran itu. Di balik kehancuran itu ada tunas kehidupan baru bagi kita yang
setia pada kehendak Allah.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar