Renungan Hari Sabtu
Biasa XXIX, Thn A/II
Bac I Ef 4: 7 – 16; Injil Luk 13: 1 – 9;
Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus memberi pengajaran tentang
pertobatan. Berawal dari laporan orang tentang tindakan Pilatus yang
mencampurkan darah orang Galilea dengan darah korban persembahan. Di mata
mereka peristiwa itu menunjukkan bahwa orang Galilea itu sangat berdosa
sehingga menerima akibat seperti itu. Namun Tuhan Yesus mengajak mereka untuk
bercermin diri. Bagi Yesus, peristiwa memalukan itu bisa saja terjadi pada
mereka jika mereka tidak bertobat. Tobat merupakan sarana untuk mendapat
pengampunan dari Tuhan sehingga bisa memperoleh keselamatan. Topik tentang tobat
ini ditegaskan lagi dengan perumpamaan pohon ara. Pohon itu bisa terhindar dari
ayunan kapak jika ia berubah dengan menghasilkan buah.
Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, yang menjadi
bacaan pertama, mengatakan bahwa suatu saat jemaat akan menghadapi
ombang-ambing pengajaran sesat. Paulus melihat bahwa jemaat bisa saja bertindak
seperti orang banyak yang melaporkan tindakan Pilatus kepada Yesus. Mereka
merasa diri hebat dan benar sehingga merasa tak perlu lagi mawas diri. Paulus
meminta mereka untuk berpegang teguh kepada kebenaran dalam kasih.
Ketika melihat atau menyaksikan orang lain mengalami musibah,
tak sedikit dari kita yang menilai bahwa musibah itu akibat kesalahan yang
dilakukannya. Ketika seseorang menderita HIV/AIDS, banyak orang langsung
melihat bahwa penyakit itu akibat perilakunya yang buruk. Sabda Tuhan hari ini
menyadarkan kita bahwa kejadian buruk dapat saja menimpa kita, kapan dan di
mana saja. Tuhan menghendaki kita untuk selalu bertobat dari kesalahan dan dosa
sehingga dapat terhindar dari malapetaka. Memang tidak ada korelasi langsung
antara dosa dan malapetaka, namun Tuhan meminta kita untuk menghindari
perbuatan jahat agar apa yang jahat tidak menimpa kita. Di sini Tuhan mengajari
kita untuk mawas diri.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar