Renungan Hari Kamis
Biasa XXIX, Thn A/II
Bac I Ef 3: 14 – 21; Injil Luk 12: 49 – 53;
Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus membuat pernyataan yang
sangat sensasional. Dia mengatakan bahwa kedatangan-Nya untuk melemparkan api
ke bumi dan berharap agar api itu telah menyala. Api dapat diartikan sebagai
penyucian. Dengan api orang dapat menyucikan segala sesuatu yang jahat dan
kotor. Api di sini dapat juga dimengerti sebagai kebenaran; kebenaran yang menyucikan. Akan tetapi,
kedatangan kebenaran ini akan mendapat perlawanan. Oleh sebab itu, sabda Yesus
yang pertama harus dikaitkan dengan pernyataan-Nya yang berikut bahwa Dia datang
untuk membawa pertentangan. Akan ada banyak perlawanan yang dihadapi bagi
mereka yang menerima kebenaran Kristus.
Apa yang disampaikan Yesus dalam Injil sungguh disadari oleh
Paulus. Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, yang menjadi bacaan pertama,
Paulus mengatakan bahwa dia senantiasa berdoa supaya Tuhan menguatkan dan
meneguhkan jemaat. Paulus sadar bahwa menjadi murid Yesus akan membawa resiko. Akan
ada pertentangan dan perlawanan, bukan saja dari dalam, tetapi juga dari luar. Karena
itu, Paulus berharap agar jemaat berakar dalam kasih dan teguh dalam iman.
Dewasa ini seringkali kita mendengar murid-murid Tuhan Yesus
menghadapi banyak tantangan dan bahkan aniaya. Iman akan kebenaran Kristus
mendatangkan cobaan dan penderitaan. Karena itu, apa yang terjadi saat ini
seakan membenarkan apa yang pernah disabdakan Tuhan Yesus. Benar bahwa orang Kristen,
karena imannya kepada Kristus, tidak mengalami kedamaian karena dirinya
mengalami pengucilan, penghinaan, diskriminasi serta ketidakadilan. Akan
tetapi, kita tak perlu merasa minder dan takut. Sabda Tuhan mau mengatakan
kepada kita bahwa para kudus senantiasa mendoakan kita agar kita tetap kuat
menghadapi semua ini. Dan kita pun diharapkan berakar dalam kasih dan kuat
dalam iman.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar