Renungan Hari Jumat
Biasa XXVI, Thn A/II
Bac I Ayb 38: 1, 12 – 21; 39: 36 – 38; Injil Luk 10: 13 – 16;
Bacaan pertama hari ini, yang diambil dari Kitab Nabi Ayub,
merupakan kelanjutan kisah Ayub yang mengutuki hari kelahirannya. Kutukan itu
muncul karena penderitaan yang dialami oleh Ayub. Ada kesan bahwa Ayub hanya
ingin hidup yang enak dan bahagia saja, sehingga ketika muncul sengsara dan penderitaan,
ia justru marah dan kecewa. Hari ini Tuhan hendak menyadarkan Ayub. Pesan yang
mau disampaikan di sini adalah pertobatan. Ayub tidak bisa melawan kehendak
Allah. Karena itu, langkah yang musti ditempuh adalah bertobat.
Tema pertobatan juga diperlihatkan dalam Injil. Dikisahkan bahwa
Tuhan Yesus mengecam warga kota Khorazim dan Betsaida karena perilaku mereka
yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Padahal di sana sudah terjadi banyak
mukjizat yang dilakukan Tuhan Yesus. Sekadar perbandingan, seandainya mujikzat
itu dilakukan di Tirus dan Sidon, tentulah terjadi pertobatan di sana. Namun tidak
demikian halnya dengan Khorazim dan Betsaida.
Tak ada manusia sempurna di muka bumi ini. Setiap orang tak
luput dari dosa dan salah. Berbuat salah dan dosa itu adalah biasa. Namun menjadi
luar biasa jika orang mengakuinya dan bertobat. Inilah yang dikehendaki Tuhan
melalui sabda-Nya hari ini. Kesadaran akan pertobatan tidak harus muncul di
saat mengalami derita atau adanya mukjizat. Kesadaran bertobat musti muncul
dari rasa sesal akan dosa dan kesalahan yang telah dilakukan. Tuhan itu
maharahim. Tuhan senantiasa membukakan pintu tobat bagi siapa saja yang
menyesali dosa dan kesalahannya. Tuhan menghendaki kita untuk senantiasa
bertobat dari kesalahan dan dosa.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar