Renungan Hari Sabtu
Biasa XXV, Thn A/II
Bac I Pkh 11: 9 – 12: 8; Injil Luk 9: 43b – 45;
Dalam Injil hari ini dikisahkan bahwa banyak orang kagum akan
pengajaran dan perbuatan Tuhan Yesus. Mereka takjub akan kebesaran Allah yang
diperlihatkan Tuhan Yesus. Akan tetapi, kepada para murid-Nya Yesus berkata
bahwa Anak Manusia, yaitu diri-Nya, akan diserahkan ke dalam tangan manusia. Jelas
bahwa para murid tidak dapat mengerti pernyataan Tuhan Yesus. Bagaimana mungkin
Dia diserahkan ke dalam tangan manusia, sementara mereka sendiri melihat
perbuatan besar yang dilakukan-Nya? Para murid memakai cara pikir manusia
sehingga mereka berpendapat bahwa tak mungkinlah Yesus diserahkan ke dalam
tangan manusia. Mereka lupa bahwa Tuhan Yesus menjalani rencana Allah.
Apa yang dinyatakan Tuhan Yesus dalam Injil, tampak dalam
pengajaran penulis Kitab Pengkhotbah dalam bacaan pertama hari ini. Pengkhotbah
menampilkan suatu kebiasaan yang lazim terjadi pada masyarakat waktu itu, yaitu
merasa puas diri akan popularitas dan kebahagiaan dalam hidup. Bagi Pengkhotbah,
semua itu akan sia-sia. Di sini penulis kitab Pengkhotbah mau menyadarkan
pembacanya untuk tidak berpuas diri dengan situasi yang menyenangkan dan
mengenakkan, karena semua itu bisa saja menjadi sia-sia.
Dewasa ini banyak orang bangga dengan prestasi dan prestise yang
didapatnya. Prestasi dan prestise membuat manusia cepat merasa puas diri. Dan tak
jarang di antara mereka jatuh ke dalam keangkuhan. Sabda Tuhan hari ini
menyadarkan kita bahwa semua itu bisa menjadi percuma. Tuhan menghendaki supaya
kita tidak terbuai dengan prestasi dan prestise yang diraih agar jangan sampai
kita jatuh ke dalam kesombongan. Kita diajak untuk tetap rendah hati dan
menyerahkan hidup ke dalam tangan Tuhan. Apapun yang terjadi dalam hidup kita,
biarlah semuanya itu sesuai dengan kehendak Allah.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar