Sabtu, 27 September 2014

Renungan Hari Sabtu Biasa XXV - Thn II

Renungan Hari Sabtu Biasa XXV, Thn A/II
Bac I    Pkh 11: 9 – 12: 8; Injil                      Luk 9: 43b – 45;

Dalam Injil hari ini dikisahkan bahwa banyak orang kagum akan pengajaran dan perbuatan Tuhan Yesus. Mereka takjub akan kebesaran Allah yang diperlihatkan Tuhan Yesus. Akan tetapi, kepada para murid-Nya Yesus berkata bahwa Anak Manusia, yaitu diri-Nya, akan diserahkan ke dalam tangan manusia. Jelas bahwa para murid tidak dapat mengerti pernyataan Tuhan Yesus. Bagaimana mungkin Dia diserahkan ke dalam tangan manusia, sementara mereka sendiri melihat perbuatan besar yang dilakukan-Nya? Para murid memakai cara pikir manusia sehingga mereka berpendapat bahwa tak mungkinlah Yesus diserahkan ke dalam tangan manusia. Mereka lupa bahwa Tuhan Yesus menjalani rencana Allah.

Apa yang dinyatakan Tuhan Yesus dalam Injil, tampak dalam pengajaran penulis Kitab Pengkhotbah dalam bacaan pertama hari ini. Pengkhotbah menampilkan suatu kebiasaan yang lazim terjadi pada masyarakat waktu itu, yaitu merasa puas diri akan popularitas dan kebahagiaan dalam hidup. Bagi Pengkhotbah, semua itu akan sia-sia. Di sini penulis kitab Pengkhotbah mau menyadarkan pembacanya untuk tidak berpuas diri dengan situasi yang menyenangkan dan mengenakkan, karena semua itu bisa saja menjadi sia-sia.

Dewasa ini banyak orang bangga dengan prestasi dan prestise yang didapatnya. Prestasi dan prestise membuat manusia cepat merasa puas diri. Dan tak jarang di antara mereka jatuh ke dalam keangkuhan. Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita bahwa semua itu bisa menjadi percuma. Tuhan menghendaki supaya kita tidak terbuai dengan prestasi dan prestise yang diraih agar jangan sampai kita jatuh ke dalam kesombongan. Kita diajak untuk tetap rendah hati dan menyerahkan hidup ke dalam tangan Tuhan. Apapun yang terjadi dalam hidup kita, biarlah semuanya itu sesuai dengan kehendak Allah.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar