Renungan Hari Minggu
Biasa XXV, Thn A/II
Bac I Yes 55: 6 – 9; Bac II Flp 1: 20c – 24,27a;
Injil Mat 20: 1 – 16a;
Injil hari ini berbicara tentang keadilan Allah. Tentulah banyak
orang merasa sulit memahami kisah Injil ini. Dan spontan orang berpikir bahwa
Allah sangat tidak adil. Pekerja yang sudah bekerja seharian mendapat imbalan
yang sama dengan pekerja yang mungkin hanya bekerja selama satu dua jam saja. Bagaimana
mungkin Allah tidak berbelas kasih kepada pekerja yang sudah bekerja seharian? Hal
ini terjadi karena orang menggunakan kaca mata manusia, dan mengenakan konsep
keadilan manusiawi. Lewat kisah perumpamaan Kerajaan Sorga, Tuhan Yesus mau
mengatakan bahwa keadilan Allah tidak sama dengan keadilan manusiawi.
Untuk dapat memahami konsep keadilan dalam Injil hari ini,
kita dibantu dengan bacaan pertama yang diambil dari kitab Nabi Yesaya. Kepada umat
Israel, Nabii Yesaya menasehati supaya mereka tidak menggunakan konsep
manusiawi kepada konsep Allah. Manusia dengan segala keterbatasannya, tak
mungkin dapat memahami Allah yang tak terbatas. Karena itu, Yesaya menyampaikan
pesan Allah bahwa “Rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah
jalan-Ku.” (ay. 8). Sikap yang hendak dibangun adalah rendah hati dan
senantiasa mencari Tuhan serta tobat.
Sikap seperti yang diungkapkan dalam Kitab Yesaya, dinyatakan
kembali oleh Paulus dalam bacaan kedua. Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi,
Paulus menyampaikan sikapnya terhadap Kristus. Paulus sama sekali menanggalkan
kehendak dan pola pikirnya, dan semata-mata mengenakan Kristus. Karena itulah
Paulus mengatakan bahwa hidupnya adalah Kristus dan mati merupakan keuntungan
(ay. 21). Tentulah pernyataan Paulus ini terasa aneh bagi kebanyakan orang yang
menggunakan pola pikir manusiawi. Akan tetapi tidak bagi Paulus. Di sini Paulus
mau mengajak jemaat untuk mengikuti teladan hidupnya.
Dalam kehidupan beriman, teristimewa soal akhir zaman, seringkali
kita sulit memahami rencana Allah dalam hidup kita. Banyak orang memaksakan
kehendak, pola pikir dan konsepnya kepada rancangan Allah. Tak sedikit orang
yang akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Allah hanya karena berbeda
pandangan. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk mengubah pola pikir seperti
itu. Rancangan Tuhan bukanlah rancangan kita, dan jalan kita bukanlah jalan
Tuhan. Kita tidak bisa mengatur-atur Tuhan, karena Dia maha kuasa. Sikap yang
harus ditumbuhkan dalam diri kita adalah sikap rendah hati, senantiasa mencari
Tuhan dan bertobat.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar