Renungan Hari Senin
Biasa XVIII, Thn A/II
Bac I Yer 28: 1 – 17; Injil Mat 14: 22 – 36;
Bacaan pertama hari ini diambil dari Kitab Nabi Yeremia. Di dalamnya
dikisahkan pertentangan antara Nabi Hananya dan Nabi Yeremia, yang sama-sama
mengklaim dirinya atas nama Allah. Berhubung warta Nabi Hananya lebih
menyenangkan hati umat, maka umat lebih menerima Hananya daripada Yeremia,
padahal Allah telah menyampaikan pesan-Nya melalui Nabi Yeremia. Warta Nabi
Yeremia ditolak karena pesannya penuh penderitaan. Akan tetapi, melalui mulut
Nabi Yeremia, Allah kembali menunjukkan ketegasan-Nya. Akibatnya, Hananya mati.
Sikap sebagai murid dalam Injil, secara tidak langsung
menggambarkan sikap umat Israel dalam bacaan pertama. Para murid lebih bisa menerima
Yesus yang sesuai dengan harapan mereka, seperti Yesus yang menyembuhkan orang sakit,
mengusir setan atau Yesus yang memberi makan lima ribu orang. Tapi ketika
mereka dihadapkan pada kesulitan hidup, mereka seakan meragukan Tuhan Yesus. Inilah
yang terjadi dalam Injil. Di saat para murid dihantam badai gelombang, Yesus
yang datang pun disangka mereka hantu. Mereka meragukan-Nya, sampai Petrus harus
menuntut bukti.
Hidup manusia itu ibarat ombak di laut. Selalu ada bagian
atas dan ada bagian bawah. Hidup kita pun terkadang di atas, kadang juga di
bawah. Suka duka, susah senang, tangis dan tawa selalu menghiasi hidup kita. Tak
akan ada manusia yang sepanjang hidupnya adalah suka, senang dan tawa ria, ataupun
sebaliknya. Hal yang sama juga dengan kehadiran dan warta Tuhan kepada kita. Sabda
Tuhan hari ini mau mengatakan kepada kita bahwa Tuhan hadir dalam nada pesan suka
dan duka. Apapun nada pesannya, kita hendaklah menerimanya. Sekalipun nada
pesan Allah itu tidak sesuai dengan keinginan dan harapan kita, jangan lantas
kita menolaknya. Kita diajak untuk merenungkannya.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar