Renungan Hari Sabtu
Biasa XX, Thn A/II
Bac I Yeh 43: 1 – 7; Injil Mat 23: 1 – 12;
Kitab Nabi Yehezkiel, yang menjadi bacaan pertama, bercerita tentang
penglihatan yang dialami oleh Nabi Yehezkiel. Dalam penglihatan itu, Yehezkiel
melihat kemuliaan Allah yang maha dahsyat di Bait Suci. Inti dari penglihatan
itu adalah pesan Allah, dimana Allah menyatakan adanya perubahan sikap dan
perbuatan umat Israel berhadapan dengan kemuliaan Allah. Mereka tidak akan lagi
menajiskan nama Allah dan tidak lagi berpaling dari Allah. Kemuliaan Allah
membuat mereka sujud dan hormat pada-Nya.
Sikap hormat kepada kemuliaan Allah tidak diperlihatkan oleh
para pemuka dan tokoh agama, sebagaimana diceritakan dalam Injil hari ini. Dalam
Injil, Tuhan Yesus menyindir sikap para ahli Taurat dan kaum Farisi, yang demi
hormat pada diri sendiri, menindas umatnya. Mereka yang seharusnya menghantar
umat kepada Allah, malah justru menghalanginya. Karena itu, Tuhan Yesus
mengajak para pendengar-Nya untuk tidak meniru apa yang telah dilakukan oleh
para ahli Taurat dan kaum Farisi yang merupakan tokoh umat.
Melalui sabda-Nya hari ini, Tuhan mau menyadarkan kita bahwa
Tuhan menjadi sumber dan tujuan hormat dan sembah kita. Tuhan mengajak kita
untuk menghormati-Nya, bukan saja kita sendiri melainkan juga orang lain. Karena
itu, hendaklah kita jangan menjadi batu sandungan bagi orang lain untuk sujud
menghormati Tuhan. Jangan menjadi seperti ahli Taurat dan kaum Farisi. Tuhan menghendaki
supaya kita menjadi sarana bagi sesama untuk terwujudnya rasa hormat kepada Tuhan.
by: adrian
baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar