Sabtu, 09 Agustus 2014

Renungan Hari Sabtu Biasa XVIII - Thn II

Renungan Hari Sabtu Biasa XVIII, Thn A/II
Bac I    Hab 1: 12 – 2: 4; Injil           Mat 17: 14 – 20;

Bacaan pertama hari ini, yang diambil dari Kitab Nabi Habakuk, mau berbicara soal kemahakuasaan Allah dan dampaknya bagi manusia. Kemahakuasaan Allah tertuju juga kepada alam ciptaan, termasuk manusia. Ia dapat menghancurkan atau membangkitkan, membinasakan atau menghidupkan. Terhadap kemahakuasaan Allah ini umat manusia diajak untuk memiliki sikap hidup yang lurus hati atau benar. Sikap lurus hati atau benar ini merupakan sikap lain dari sikap percaya. Tuhan, melalui nabi-Nya, menyatakan bahwa orang yang percaya akan hidup. Tuhan tidak suka pada sikap orang yang membusungkan dada, sombong dan tidak lurus hatinya.

Sikap yang minta Tuhan kepada umat-Nya dalam bacaan pertama, kembali ditegaskan Tuhan Yesus dalam Injil. Kepada para murid-Nya, Tuhan Yesus meminta mereka untuk menumbuhkan sikap percaya. Hal ini berkaitan dengan peristiwa penyembuhan seorang anak yang sakit ayan. Para murid tidak dapat menyembuhkannya. Ketidakmampuan mereka ini disebabkan karena mereka kurang percaya. Bagi Yesus, jika mereka memiliki iman kepercayaan, sekalipun sekecil biji sesawi, mereka dapat melakukan hal-hal yang mustahil bagi manusia.

Melalui bacaan-bacaan liturgi hari ini, Tuhan meminta kita untuk memiliki iman kepercayaan. Tuhan tidak meminta kita mempunyai iman yang besar nan luar biasa, tetapi iman yang kecil nan sederhana. Sikap percaya membuat kita akan hidup dan dapat melakukan sesuatu yang di mata orang lain dinilai mustahil. Akan tetapi, perlu juga diingat bahwa Tuhan tidak mau kita berlaku sombong. Hal ini sebagai peringatan, agar jangan sampai setelah melakukan hal-hal mustahil bagi orang lain, kita lantas bersikap angkuh. Dalam sikap percaya terdapat sikap berserah kepada Tuhan. Karena itu, kita tetap mengakui kemahakuasaan Allah di balik tindakan-tindakan ajaib yang kita lakukan.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar