Renungan Hari Selasa Biasa XVII, Thn A/II
Bac I Yer 14: 17 – 22; Injil
Yoh 11: 19 – 27;
Bacaan pertama
hari ini menampilkan “curhatan” Allah dan umat-Nya. Dalam kitabnya, Yeremia
menyampaikan bahwa Allah sangat kecewa pada umat pilihan-Nya, yaitu bangsa
Israel. Kekecewaan Allah itu dilukiskan dengan ungkapan menangis siang dan
malam tiada hentinya. Allah meratapi umat-Nya karena mereka telah menyimpang. Akan
tetapi, umat Israel juga menyadari akan keberdosaannya. Mereka berharap agar
Tuhan tidak menjatuhkan hukuman yang berat atas mereka karena perbuatan jahat mereka.
Hanya kepada Tuhan Allah saja mereka dapat berharap, karena memang DIA-lah
pengharapan mereka. Di balik pengharapan ini terlihat bahwa mereka percaya
kepada Allah.
Gambaran Nabi
Yeremia ini terlihat juga dalam Injil hari ini, secara khusus dalam komunikasi
antara Tuhan Yesus dan Martha. Diceritakan bahwa saat itu Martha sedang
bersedih karena kematian Lazarus, saudaranya. Ketika ia mendengar bahwa Tuhan
Yesus datang, ia segera menemui-Nya dan menyampaikan harapannya. Martha berharap
sekiranya Tuhan Yesus ada saat itu, tentulah saudaranya itu tidak mati. Akan tetapi,
Yesus memenuhi harapannya itu, karena ia adalah pengharapan itu. “Akulah
kebangkitan dan hidup.” (ay. 25), kata Yesus. Dan di balik harapan Martha,
terbersit kepercayaannya.
Sabda Tuhan hari
ini mau menyatakan kepada kita bahwa ada hubungan antara harapan dan sikap
percaya. Harapan membuahkan sikap percaya. Dan sikap percaya melahirkan sikap
berserah. Sikap-sikap inilah yang hendaknya dihidupi oleh kita. Melalui sabda-Nya
Tuhan menghendaki supaya kita senantiasa menaruh harapan dan percaya kepada
Tuhan. Pada Tuhan-lah harapan kita serahkan dan kita bercaya Dia akan
menjawabnya.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar