Renungan Hari Minggu
Biasa XV, Thn A/II
Bac I Yes 55: 10 – 11; Bac II Rom 8: 18 – 23;
Injil Mat 13: 1 – 23;
Injil hari ini mengisahkan tentang pengajaran Yesus tentang
penabur yang menaburkan benih. Yang ditabur adalah benih unggul, hanya
lokasinya saja yang berbeda. Kepada umat, Tuhan Yesus hanya menyampaikannya
dalam bentuk perumpamaan, tapi kepada para murid-Nya Yesus menjelaskan
maknanya. Diceritakan bahwa penabur itu pergi menabur. Sebagian benih jatuh di
pinggir jalan, sebagian di tanah berbatu, sebagian di tanah bersemak duri dan
sebagian lagi di tanah yang subur. Tampak jelas bahwa jenis benihnya sama; hanya tempatnya yang berbeda. Dikatakan bahwa di tanah yang subur, benih itu
tumbuh dan menghasilkan buah. Di sini Yesus sebenarnya memberikan empat pilihan
lahan untuk menerima sabda Tuhan. Sangat diharapkan agar umat menyiapkan lahan
yang baik di dalam dirinya agar sabda Tuhan yang telah ditaburkan di dalam
hatinya tidak sia-sia, melainkan menghasilkan buah.
Harapan Tuhan Yesus lewat perumpamaan tadi tergambar juga
dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Yesaya. Kontras dengan Injil
bacaan pertama hari ini sangat pendek. Cuma dua ayat saja. Di sini Yesaya
menyatakan bahwa Tuhan mengharapkan agar firman yang telah disampaikan-Nya
tidak kembali sia-sia kepada-Nya. Artinya, Tuhan Allah berharap supaya firman
atau rahmat-Nya kepada umat manusia dapat berbuah bagi kehidupan manusia.
Yesaya mengibaratkan dengan air hujan dan salju yang dapat menyuburkan
tumbuh-tumbuhan sehingga menghasilkan “benih kepada penabur dan roti kepada
orang yang mau makan.” (ay. 10).
Pilihan akan tanah yang subur bukan hanya menjadi harapan
Tuhan, melainkan juga para pendengar. Tentulah setiap orang memilih tanah
keempat karena dengan demikian benih dapat menghasilkan buah. Di sini terlihat
bahwa harapan Allah adalah juga harapan manusia. Hal inilah yang ditekankan
Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma. Dalam bacaan kedua, dengan
menggunakan bahasa yang lain, Paulus menyampaikan harapan Tuhan dan manusia,
yaitu saat kemuliaan anak-anak Allah dinyatakan. Paulus mengatakan bahwa saat
ini setiap orang “menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.” (ay. 19).
Sabda Tuhan hari ini pertama-tama mau menyadarkan kita bahwa
harapan Tuhan atas diri kita dan harapan kita sendiri adalah sama. Tuhan
menghendaki kita hidup bahagia, demikian pula dengan kita. Untuk mencapai itu,
Tuhan sudah menyampaikan kepada kita sabda-Nya. Artinya, melalui sabda-Nya itu,
kita dapat mencapai harapan kita. Akan tetapi, satu hal yang harus diperhatikan
adalah kesiapan hati kita untuk menerima sabda Tuhan. Tuhan menghendaki supaya
kita mempersiapkan hati kita bagi sabda-Nya sehingga benih sabda itu dapat
tumbuh subur dan menghasilkan buah yang berguna bukan hanya buat diri kita
sendiri, tetapi juga untuk orang lain.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar