Renungan Hari Jumat
Biasa XIII, Thn A/II
Bac I Amos 8: 4 – 6, 9 – 12; Injil Mat 9: 9 – 13;
Bacaan pertama hari ini, yang diambil dari Kitab Amos, dapat
dibagi ke dalam dua bagian. Bagian pertama (ay. 4 – 6) menggambarkan situasi
jahat yang dilakukan manusia curang. Digambarkan bahwa orang miskin, lemah dan
sengsara selalu ditindas, ditipu daya oleh mereka yang memiliki kekuasaan, baik
dari segi politik maupun ekonomi. Terlihat jelas bahwa orang-orang miskin,
lemah dan sengsara ini tidak ada pembela, pelindung atau siapa saja yang
memperhatikannya. Pada bagian kedua (ay. 9 – 12) digambarkan Allah yang marah
melihat situasi pada bagian pertama tadi. Ini mau menunjukkan bahwa Allah
peduli pada kaum miskin, lemah dan sengsara. Dengan kata lain, Allah memperhatikan
kaum pinggiran yang sering ditindas, dianiaya dan ditipu.
Allah yang peduli kepada kaum pinggiran ditunjukkan Tuhan
Yesus dalam Injil hari ini. Hari ini Injil mengisahkan panggilan Matius. Namun
dalam kisah itu terselip cerita Allah yang peduli kepada kaum pinggiran yaitu
kaum pendosa. Dikisahkan bahwa Yesus makan di rumah Matius, dan dalam acara
makan itu “datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan
bersama-sama dengan Dia.” (ay. 10). Pemungut cukai, apalagi orang berdosa,
masuk dalam kategori orang yang dipinggirkan. Karena itulah, kaum Farisi
bersikap sinis atas Yesus (ay. 11). Akan tetapi, Yesus tetap pada prinsipnya.
Ia tidak boleh ikut-ikutan menyingkirkan kaum pinggiran ini. Mereka butuh
perhatian. Yesus menunjukkan kepada orang Farisi sikap Allah kepada umat-Nya.
Sabda Tuhan hari ini mau menyadarkan kita sikap Allah kepada
umat-Nya. Allah tidak akan membiarkan kaum pinggiran selalu dipinggirkan oleh
sesamanya. Bacaan-bacaan liturgi hari ini dengan jelas dan tegas menampilkan sikap
Allah tersebut. Allah peduli kepada siapa saja termasuk kaum pinggiran, baik
dari segi sosial, ekonomi, politik maupun rohani. Melalui sabda-Nya, Tuhan
menghendaki agar kita mengikuti teladan-Nya dalam bersikap dengan sesama kita.
Hendaklah kita jangan ikut meminggirkan atau menyingkirkan kaum pinggiran
dengan penindasan atau juga tipuan demi keuntungan sendiri. Tuhan menghendaki
supaya kita bersolider dengan mereka.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar