Jumat, 04 Juli 2014

Renungan Hari Jumat Biasa XIII - Thn II

Renungan Hari Jumat Biasa XIII, Thn A/II
Bac I    Amos 8: 4 – 6, 9 – 12; Injil                Mat 9: 9 – 13;

Bacaan pertama hari ini, yang diambil dari Kitab Amos, dapat dibagi ke dalam dua bagian. Bagian pertama (ay. 4 – 6) menggambarkan situasi jahat yang dilakukan manusia curang. Digambarkan bahwa orang miskin, lemah dan sengsara selalu ditindas, ditipu daya oleh mereka yang memiliki kekuasaan, baik dari segi politik maupun ekonomi. Terlihat jelas bahwa orang-orang miskin, lemah dan sengsara ini tidak ada pembela, pelindung atau siapa saja yang memperhatikannya. Pada bagian kedua (ay. 9 – 12) digambarkan Allah yang marah melihat situasi pada bagian pertama tadi. Ini mau menunjukkan bahwa Allah peduli pada kaum miskin, lemah dan sengsara. Dengan kata lain, Allah memperhatikan kaum pinggiran yang sering ditindas, dianiaya dan ditipu.

Allah yang peduli kepada kaum pinggiran ditunjukkan Tuhan Yesus dalam Injil hari ini. Hari ini Injil mengisahkan panggilan Matius. Namun dalam kisah itu terselip cerita Allah yang peduli kepada kaum pinggiran yaitu kaum pendosa. Dikisahkan bahwa Yesus makan di rumah Matius, dan dalam acara makan itu “datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia.” (ay. 10). Pemungut cukai, apalagi orang berdosa, masuk dalam kategori orang yang dipinggirkan. Karena itulah, kaum Farisi bersikap sinis atas Yesus (ay. 11). Akan tetapi, Yesus tetap pada prinsipnya. Ia tidak boleh ikut-ikutan menyingkirkan kaum pinggiran ini. Mereka butuh perhatian. Yesus menunjukkan kepada orang Farisi sikap Allah kepada umat-Nya.

Sabda Tuhan hari ini mau menyadarkan kita sikap Allah kepada umat-Nya. Allah tidak akan membiarkan kaum pinggiran selalu dipinggirkan oleh sesamanya. Bacaan-bacaan liturgi hari ini dengan jelas dan tegas menampilkan sikap Allah tersebut. Allah peduli kepada siapa saja termasuk kaum pinggiran, baik dari segi sosial, ekonomi, politik maupun rohani. Melalui sabda-Nya, Tuhan menghendaki agar kita mengikuti teladan-Nya dalam bersikap dengan sesama kita. Hendaklah kita jangan ikut meminggirkan atau menyingkirkan kaum pinggiran dengan penindasan atau juga tipuan demi keuntungan sendiri. Tuhan menghendaki supaya kita bersolider dengan mereka.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar