Renungan Hari Kamis Biasa
X, Thn A/II
Bac I 1Raj 18: 41 – 46; Injil Mat 5: 20 – 26;
Sabda Tuhan hari ini berbicara tentang public figure. Pada umumnya orang-orang yang termasuk dalam
kategori ini selalu menjadi contoh teladan yang akan didengar dan diikuti.
Dalam bacaan pertama, public figure itu
tampak dalam sosok Nabi Elia. Ada tiga tokoh dalam bacaan pertama, yaitu Ahab,
Elia dan pelayannya. Kedua tokoh (Ahab dan pelayan), setia mendengarkan perintah
Elia. Mereka akan mengikuti setiap arahan Nabi Elia, karena mereka kenal benar
sosok Elia yang baik dan benar di hadapan Tuhan.
Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus menyinggung beberapa public figure yang ada saat itu, yaitu
para ahli Taurat dan kaum Farisi. Ada kesan kalau gambaran tokoh ahli-ahli
Taurat dan kaum Farisi sedikit jauh dari gambaran ideal. Karena itulah, kepada
umat biasa Tuhan Yesus meminta untuk tidak mengikuti teladan hidup mereka.
Justru Yesus minta supaya umat bisa tampil lebih baik dari mereka. “Jika hidup
keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan
Sorga.” (ay. 20). Demikian kata Yesus.
Gambaran situasi zaman Yesus, dimana tokoh-tokoh keagamaan
kehilangan daya panutannya, merupakan gambaran zaman sekarang ini. Ada banyak
tokoh keagamaan dewasa ini juga sudah kehilangan daya panutannya. Karena
itulah, Tuhan menghendaki agar umat bersikap kritis. Melalui sabda-Nya hari ini
Tuhan meminta kita untuk kritis terhadap sosok yang dikenal sebagai public figure, khususnya dalam bidang
keagamaan. Kita diminta untuk dapat menilai apa yang baik dan benar serta
berguna bagi kita dan sesama. Jangan mengikuti saja apa yang dikatakan dan
dilakukan oleh seseorang hanya karena dia adalah tokoh “panutan” tanpa ada
pemfilteran. Di sini Tuhan menghendaki agar kita bisa tampil jauh lebih baik
dari siapapun, bahkan dari tokoh panutan sekalipun.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar