Renungan Hari Sabtu
Prapaskah V, Thn A/II
Bac I : Yeh 37: 21 – 28; Injil : Yoh 11: 45 – 56
Bacaan pertama diambil dari Kitab Nabi Yehezkiel. Di sini Yehezkiel
menyampaikan nubuat Allah. Saat nubuat ini disampaikan, situasi Israel sedang
tercerai berai. Karena dosa-dosa mereka, bangsa Israel dijajah oleh kerajaan
asing. Banyak orang Israel berada di pengungsian. Ada juga yang pergi ke tempat
asing lainnya. Situasi ini jelas tidak menyenangkan. Orang Israel mengharapkan
kembali ke negerinya. Mereka merindukan kejayaan Kerajaan Daud yang menyatukan
semua suku Israel. Nabi Yehezkiel tampil dan menyampaikan sabda Allah yang
berencana menyatukan kembali orang Israel. Allah akan mengumpulkan mereka dari
segala penjuru.
Nubuat Nabi Yehezkiel secara tidak langsung terlihat dalam
Injil hari ini. Dalam Injil dikisahkan bahwa Kayafas, sebagai Imam Besar,
berencana mengorbankan Yesus demi keselamatan bangsanya. Bagi Kayafas, lebih
baik “jika satu orang mati untuk bangsa kita daripada seluruh bangsa kita ini
binasa.” (ay. 50). Ini mengacu kepada Yesus. Akan tetapi, penginjil melihat
bahwa kematian Yesus akan “mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai berai.”
(ay. 52). Jadi, sama seperti Allah dalam Perjanjian Lama, mengumpulkan dan menyatukan
umat, demikian pula Yesus.
Dosa membuat manusia menjauh dari Allah. Dosa juga membuat
manusia terasing satu sama lain. Namun sabda Tuhan hari ini menyatakan bahwa
Allah hendak menyatukan kita. Allah sendiri yang akan mencari dan mengumpulkan
kita menjadi satu keluarga-Nya. Usaha Allah ini terlihat dalam diri Yesus,
lewat kematian-Nya di kayu salib. Kematian Yesus merupakan penebusan atas dosa
dan kesalahan kita. Karena dosa kita ditebus-Nya, maka kita dapat bersatu lagi
dengan Tuhan. Kita menjadi anak-anak Allah. Karya penebusan Yesus ini hendaknya
dijawab dengan pertobatan. Masa prapaskah merupakan masa tobat. Karena itu,
masa ini merupakan kesempatan bagi kita untuk berkumpul dan bersatu lagi dengan
Allah.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar