Renungan Hari Minggu Biasa
VIII, Thn A/II
Bac I : Yes 49: 14 – 15; Bac II : 1Kor 4: 1 – 5;
Injil : Mat 6: 24 – 34
Sabda Tuhan hari ini berbicara tentang kekhawatiran. Dalam bacaan
pertama, Yesaya mengungkapkan ratapan bangsa Israel di pembuangan. Mereka khawatir
nasib dan hidup mereka. Mereka kehilangan harapan. Mereka melihat bahwa Tuhan
telah melupakan dan meninggalkan umat pilihan-Nya. Namun, melalui Nabi Yesaya,
Tuhan menegaskan bahwa Dia tidak akan melupakan mereka (ay. 15).
Dalam suratnya yang pertama kepada umat di Korintus, Paulus mengatakan
bahwa dirinya telah “dipercayakan rahasia Allah” (ay. 1). Rahasia Allah itulah
yang diwartakan Paulus kepada umat. Paulus sadar bahwa rahasia itu bakal
menimbulkan pertentangan. Namun ia tidak merasa khawatir. Paulus tidak peduli
akan penilaian manusia. Tugasnya hanyalah mewartakan dan terus mewartakan
rahasia Allah itu. Tuhanlah yang nanti menilainya. Jadi, Paulus tidak mengalami
kekhawatiran karena semuanya diserahkan kepada Tuhan.
Sikap Paulus ini sesuai dengan apa yang diajarkan Yesus dalam
Injil hari ini. Yesus mengajarkan para murid-Nya untuk tidak perlu merasa
khawatir dalam hidup soal hal-hal sepele sampai meninggalkan Allah dan mengabdi kepada mamon. Yesus mengajak mereka untuk berkaca
pada burung yang tidak cemas akan makanan karena Tuhan senantiasa
menyediakannya; atau bercermin pada bunga bakung yang menyerahkan dirinya
didandani Tuhan. Di sini Yesus hendak mengajak kita untuk memikirkan yang lebih
penting dalam hidup dan menanamkan sikap berserah diri kepada penyelenggaraan
ilahi.
Cemas atau khawatir merupakan bagian hidup manusia. Setiap kita
tentu pernah merasakan atau mengalaminya, namun kadarnya bisa berbeda-beda tiap
individu. Rasa cemas bisa muncul karena kita memiliki tuntutan hidup yang
melebihi kemampuan kita. Ketidakmampuan ini membuat kita kehilangan asa; dan
darinya lahirlah kecemasan. Tuhan hari ini mengajak kita untuk selalu bersyukur
atas apa yang ada. Rasa syukur ini membantu kita mengurangi rasa cemas. Lebih dari
itu, sikap berserah diri kepada Tuhan, sebagaimana yang dipraktekkan Paulus,
membantu menghilangkan kekhawatiran dalam hidup.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar