Renungan Hari Minggu Biasa
IV, Thn A/II
Bac I : Mal 3: 1 – 4; Bac II : Ibr 2: 14 – 18;
Injil : Luk 2: 22 – 40
Hari ini merupakan Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah. Bacaan-bacaan
liturgi hari ini menyoroti akan hal tersebut. Secara khusus, Lukas, dalam
Injilnya, menceritakan kisah Yesus dipersembahkankan di kenisah. Dalam kisah
itu ditampilkan dua sosok orang saleh dalam kenisah, yaitu Simeon dan Hanna. Hati
dan raga mereka tertuju kepada Sang Bayi kecil, Yesus Kristus.
Bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Maleakhi, seakan
hendak menegaskan pernyataan Simeon. Artinya, nubuat Nabi Maleakhi pada jaman
Perjanjian Lama, terpenuhi. Malah bisa dikatakan, nubuat Maleakhi itu
benar-benar mau menggambarkan peristiwa Yesus yang dipersembahkan di dalam Bait
Allah. Maleakhi juga melukiskan peran Utusan Allah itu (ay. 3), yang dalam
Injil terlihat dalam ucapan Simeon dan Hanna (ay. 34, 38).
Bacaan kedua juga, secara tidak langsung, hendak menjelaskan
peristiwa Yesus yang dipersembahkan di kenisah. Penulis Kitab kepada Orang
Ibrani ini mau menjelaskan kenapa orang tua Yesus, Yosep dan Maria, membawa
Yesus ke kenisah untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Bukankah Yesus itu Tuhan,
Allah yang menjadi manusia? Penulis, dalam suratnya, mengatakan bahwa hal itu
terjadi karena “dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya.”
(ay. 17). Karena itulah, Yosep dan Maria melakukan hal itu “menurut hukum
Taurat Musa.” (Luk 2: 22).
Pesan apa yang hendak disampaikan Tuhan lewat sabda-Nya hari
ini? Yang pertama sekali mau disampaikan Tuhan adalah bahwa Yesus Kristus
merupakan pemenuhan janji Allah. Dia adalah Tuhan dan Juru selamat. Hal ini
menuntut jawaban dari kita. Bentuk jawaban itu adalah IMAN. Selain hal ini,
sabda Tuhan dalam Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah, hendak memberi kita
pelajaran. Sekalipun Yesus memiliki status istimewa, tidak lantas berarti Dia
(keluarganya) mendapat perlakuan istimewa juga. Yesus, seperti kata penulis
Kitab Ibrani, mau menyamakan dirinya dengan kita. Inilah pesan pesta kita hari
ini. Tuhan menghendaki supaya kita membangun sikap solider dengan sesama.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar