Renungan Hari Rabu Biasa XXVIII, Thn C/I
Salah satu tema sabda Tuhan hari ini adalah keadilan Allah. Dalam bacaan pertama,
keadilan Allah diterapkan dalam soal menghakimi orang lain, atau dalam
kebiasaan orang saat ini dikenal dengan istilah mengkritik. Paulus mengatakan
bahwa dengan “menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri.” (ay. 1).
Bukan berarti orang tak perlu menghakimi atau mengkritik orang lain, melainkan
agar orang yang menyampaikan kritikan terpanggil untuk bertobat. Di sinilah
keadilan Allah tumbuh. Orang diajak untuk terlebih dahulu mengkritik diri sendiri sebelum mengkritik orang lain.
Hal yang sama juga diungkapkan Yesus
dalam Injil. Yesus mengecam kaum Farisi dan para ahli Taurat yang tidak
menjalani keadilan Allah. Mereka hanya bisa
menyalahkan orang lain atau membebani orang lain sementara mereka tetap merasa
benar dan enak-enakan saja. Apa yang mereka lakukan tidak membuahkan pertobatan
dalam diri mereka.
Kritik merupakan bagian dari
kehidupan manusia. Kritik diajukan karena adanya ketidakberesan dalam
kehidupan. Jadi, dengan kritik orang bermaksud agar yang tidak beres tadi
hilang dan diperbaiki, sehingga menjadi sempurna. Namun perlu disadari bahwa
kritik yang dilontarkan kepada orang lain kena juga kepada pelontarnya. Melalui
sabda-Nya hari ini Tuhan menghendaki kita supaya tidak hanya bisa mengkritik
orang lain tanpa berani mengkritik diri sendiri. Mengkritik orang lain menuntut
juga pertobatan dalam diri kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar