Renungan Hari Minggu Biasa XXX, Thn C/I
Bac
I: Sir 35: 12–14, 16–18; Bac II:
2Tim 4: 6–8, 16–18;
Bacaan pertama dan kedua hari ini mau
menampilkan Allah sebagai Hakim yang adil. Dalam Kitab Sirakh, penulis melihat
Allah sebagai Hakim dalam pengadilan dunia. Sedangkan dalam Surat Paulus yang
Kedua kepada Timotius, Paulus melihat Allah sebagai Hakim dalam usaha dan
perjuangannya. Dalam dua kitab ini diungkapkan bahwa Allah berkenan kepada
mereka “yang dengan sebulat hati berbakti kepada-Nya.” (Sir 35: 16). Dan Paulus
melihat dirinya sudah melakukan hal itu. Dia sudah “mengakhiri pertandingan
yang baik, telah mencapai garis akhir dan memelihara iman.” (2Tim 4: 7).
Injil kembali menegaskan apa yang
disampaikan dalam dua bacaan sebelumnya. Lewat sebuah perumpamaan, Yesus menampilkan
Allah sebagai Hakim yang adil. “Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang
dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak,” (ay. 14) mau menunjukkan keadilan
Allah. Memang yang ditekankan secara eksplisit adalah soal kerendahan hati. Namun
di balik semua itu adalah melakukan kehendak-Nya. Allah berkenan kepada umat
yang melakukan kehendak-Nya.
Dewasa ini sering kita melihat
keputusan-keputusan pengadilan yang melukai rasa keadilan masyarakat. Di pengadilan
orang bukannya mendapatkan keadilan, tetapi ketidakadilan. Hal ini disebabkan
karena hakimnya gampang disuap. Siapa yang bayar banyak, kepada dialah hakim
berkenan.
Pengadilan Allah tidaklah seperti
itu. Allah adalah Hakim yang mahaadil. Dia tidak mudah dipengaruhi oleh
kekayaan yang kita miliki. Allah tidak dapat disuap dengan mudah. Inilah yang
mau disampaikan Tuhan lewat sabda-Nya. Tuhan menghendaki agar kita senantiasa
melakukan kehendak-Nya, sehingga bila tiba waktunya, Dia akan berkenan pada
kita.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar