Pada tanggal 24 Juni Gereja merayakan pesta kelahiran Yohanes
Pembaptis; sedangkan pada hari ini, 29 Agustus, Gereja mengajak seluruh umat
untuk memperingati kemartirannya. Kemartiran Yohanes berkaitan erat dengan
tegurannya yang pedas kepada Raja Herodes karena ia memperisteri Herodias,
isteri Filipus, saudaranya, secara tidak sah. Herodes marah dan mencampakkan Yohanes
ke dalam penjara. Herodias pun marah dan tak henti-hentinya berusaha mencari
kesempatan untuk membunuh Yohanes.
Kesempatan emas itu akhirnya tiba juga. Pada hari ulang tahunnya,
Herodes mengadakan jamuan makan untuk para petinggi kerajaan di seluruh
Galilea. Kesempatan itu dimanfaatkan Herodias untuk melaksanakan niat jahatnya
atas diri Yohanes. Ia menyuruh puterinya menari di hadapan para tamu. Tariannya
sungguh menawan hati para tamu yang sudah mulai mabuk itu. Herodes tampak
bangga dan gembira. Terdorong oleh kebanggaannya itu, Herodes berkata kepada
gadis itu, “Mintalah kepadaku apa saja
seturut kehendakmu. Aku akan memberikannya kepadamu.” Herodes bahkan
bersumpah di hadapan para tamu, “Apa saja
yang kau minta, akan kuberikan, sekalipun separuh dari kerajaanku.” Gadis
itu tidak tahu apa yang harus dimintanya. Karena itu ia berlari kepada ibunya,
Herodias, untuk meminta pendapatnya. Tanpa banyak berpikir, Herodias berkata, “Kepala Yohanes Pembaptis.”
Gadis itu segera menghadap Herodes dan berkata, “Berikanlah aku di sini kepala Yohanes
Pembaptis di dalam sebuah talam.” Herodes sedih tetapi karena sumpahnya dan
karena malu kepada tamu-tamunya, ia segera memerintahkan pengawal-pengawalnya
untuk memenggal kepala Yohanes pada hari itu juga. Injil Matius 14 mengatakan
bahwa kepala Yohanes itu diletakkan di dalam sebuah talam dan diberikan kepada
puteri Herodias itu.
Karena kesetiaannya kepada Allah dan panggilannya sebagai
nabi pendahulu Yesus, Yohanes mati di bawah kuasa kelaliman Herodes. Ia mati
dibunuh pada tahun 31.
sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar