Renungan Hari Selasa Biasa XII Thn II
Bac I :
II Raj 19: 9 – 11, 14 – 21, 31 – 36; Injil : Mat 7: 6, 12– 14
Injil
hari ini masih melanjutkan pengajaran Tuhan Yesus di bukit. Dalam pengajaran-Nya
itu, Tuhan Yesus mengajak para pendengar-Nya untuk menaruh rasa hormat kepada
segala sesuatu yang kudus dan yang berharga. “Jangan kamu memberikan barang
kudus kepada anjing, dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi...,”
(ay. 6). Anjing dan babi biasanya diidentikkan dengan kekotoran dan kenajisan. Karena
itu, Yesus Kristus menginginkan supaya para pendengar-Nya tidak mengotori atau
menajiskan apa yang kudus dan bernilai. Harus ada sikap hormat kepadanya.
Sikap
inilah yang kiranya ditunjukkan Raja Hizkia dalam kitab kedua Raja-Raja. Dalam bacaan
pertama hari ini, Hizkia tidak mau Yerusalem, kota suci bangsa Israel,
diserahkan ke bangsa Asyur yang tak mengenal Allah. Raja Hizkia menghormati
kota Yerusalem, karena itu dia datang kepada Allah memohon pertolongan-Nya (ay.
14 – 19). Ada dua hal penting dalam doa Hizkia ini. Pertama, rasa hormat sebenarnya hanya kepada Allah, karena
kehancuran kota Yerusalem sama artinya dengan aib bagi Allah. Akan tetapi,
Allah juga yang berkuasa untuk memulihkan dengan bantuan umat-Nya. Karena itu, kedua, dengan menjaga dan menaruh rasa hormat kepada
kota suci Yerusalem, sebenarnya Hizkia mau menunjukkan “supaya segala kerajaan
di bumi mengetahui bahwa hanya Engkau sendirilah Allah, ya TUHAN.” (ay. 19).
Sabda Tuhan hari ini mau mengatakan kepada kita bahwa sesuatu yang kudus dan berharga itu dapat berguna bagi kehidupan kita, baik kini maupun nanti. Karena itu, melalui sabda-Nya Tuhan menghendaki kita untuk menaruh rasa dan sikap hormat terhadap sesuatu yang kudus dan berharga. Jangan sampai kita menyepelekannya, apalagi sampai merendahkannya. Dengan rasa dan sikap hormat kepada sesuatu yang kudus dan berharga itu, kita secara tak langsung telah memuliakan Allah lewat hidup kita.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar