Rabu, 05 Juni 2013

Renungan Hari Rabu Biasa IX-C

Renungan Hari Rabu Biasa IX, Thn C/I
Bac I   : Tb 3: 1 – 11a, 16 – 17a; Injil     : Mrk 12: 18 – 27

Salah satu falsafah orang Jepang yang cukup terkenal sekaligus sadis adalah Harakiri: membunuh diri sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kesalahan dan pelanggaran. Bunuh diri sering dilihat sebagai bentuk penyelesaian masalah. Padahal ia merupakan pelarian dari masalah.

Sabda Tuhan hari ini mau mengajarkan kepada kita soal semangat hidup. Jangan pernah merasa putus asa, sekalipun cobaan berat menghadang. Tetap menanamkan budaya hidup, bukan budaya mati. Ini terlihat dalam bacaan pertama dalam sosok Tobit dan Sara. Mereka menghadapi masalah yang sangat berat sehingga sempat berpikir untuk mati. Namun akhirnya mereka sadar bahwa mati bukanlah solusi, melainkan melarikan diri.

Injil hari ini, secara implisit, mengisahkan kisah hidup Sara yang ada dalam bacaan pertama. Di sini Yesus memperkenalkan budaya hidup dengan mengatakan bahwa Allah itu adalah Allah orang hidup.

Karena itu, pesan Tuhan dalam sabda-Nya hari ini adalah agar kita jangan mudah menyerah. Jangan lari dari masalah, tapi hadapilah. Jika kita memang sudah tak sanggup lagi, datanglah kepada Tuhan. Kita dapat mengambil contoh sikap iman Sara. Sekalipun masalah berat menderanya dan sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya, ia akhirnya menemukan Tuhan dengan berkata, “Terpujilah Engkau, ya Allah penyayang! Moga-moga terpujilah nama-Mu selama-lamanya dan semoga segala buatan tangan-Mu memuji Engkau selamanya.” (Tb 3: 11).

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar