Renungan Hari Senin Biasa II, Thn C/I
Bac I : Ibr 5: 1 – 10; Injil : Mrk 2: 18 – 22
Dalam bacaan pertama, penulis Surat Kepada Orang Ibrani memberikan gambaran kenapa Yesus disebut Imam Besar menurut peraturan Melkisedek. Penulis memberikan jawaban, yaitu bahwa "Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan. Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya." (ay 7 - 8). Artinya, Yesus lebih mengikuti kehendak Bapa-Nya.
Mengikuti kehendak Bapa ini juga yang ditunjukkan Yesus dalam Injil hari ini. Memang ada aturan puasa bagi orang Yahudi. Yang dipermasalahkan adalah para murid Yesus. Namun Yesus membela mereka, karena mereka ada bersama Dia. Yesus memberi perbandingan dengan suasana pesta nikah. "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa." (ay. 19 - 20).
Yesus ada di dunia karena kehendak Bapa. Yesus datang ke dunia karena diutus Bapa. Yesus di dunia menjalani tugas Bapa. Waktu Yesus di dunia ini sangat singkat. Para murid sedang dipersiapkan untuk kelak melanjutkan karya Yesus. Karena singkatnya waktu Yesus di dunia ini, maka tidak ada kesempatan bagi para murid untuk mengikuti aturan kebiasaan orang Yahudi. Di samping itu Yesus datang ingin membawa pembaharuan. Kebaruan ini hendaknya diterapkan dengan cara yang baru juga, bukan dengan cara yang lama.
Sabda Tuhan hari ini mengendaki kita untuk senantiasa mengikuti teladan Yesus dalam ketaatan-Nya kepada kehendak Allah. Kita juga hendaknya selalu dan senantiasa melakukan kehendak Allah dalam keseharian hidup kita. Dengan melakukan kehendak Allah berarti kita siap juga untuk dibaharui.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar