Renungan Hari Selasa Pekan Biasa XXII B/II
Bac I 1Kor 2: 10b – 16; Injil Luk 4: 31 – 37
Cukup menarik bila kita membaca kisah Injil hari ini. Yesus memiliki kuasa dan wibawa sehingga kekuasaan kejahatan (setan) tunduk pada-Nya. Hal ini bisa terjadi karena Yesus mempunyai kuasa adikodrati atau ilahi. Bisa dikatakan bahwa peristiwa pengusiran setan ini menunjukkan dimensi ilahi dalam kemanusiaan Yesus; atau menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah. Setan hanya tunduk atau kalah pada Allah.
Akan tetapi, yang menarik untuk kita renungkan adalah komentar atau teriakan orang yang kerasukan setan. "Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami?" (ay. 34).
Setan adalah simbol kejahatan. Di mana tidak adanya kebaikan, di situlah setan ada. Orang yang kerasukan setan adalah orang yang hidupnya dipenuhi dengan kejahatan. Ia menolak kebaikan. Dan kebaikan itu ada pada Yesus. Karena itulah, ketika Yesus (kebaikan) datang, ia memberontak dan mengusirnya.
Drama Yesus dan orang kerasukan setan ini merupakan drama kehidupan manusia masa kini. Seringkali ketika kejahatan menghampiri kita, ada perasaan gelisah. Suara hati memberontak. Namun terkadang suara hati itu kalah dan kita jatuh ke dalam kejahatan. Ketika ada yang menegur, tak jarang kita malah mengelak. Bahkan kita berusaha menyingkirkan suara-suara kebaikan dari sesam kita.
Injil hari ini mau menyadarkan kita bahwa Yesus memang sumber kebaikan. Injil mau mengajak kita untuk senantiasa mengundang Yesus ke dalam kehidupan kita, sehingga dengan demikian kebaikanlah yang senantiasa terpancar dari dalam diri kita.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar