Sabtu, 28 Juli 2012

Renungan Hari Sabtu Biasa XVI - Thn II

Renungan Hari Sabtu Pekan Biasa XVI B/II
Bac I  Yer 7: 1 – 11 ; Injil       Mat 13: 24 – 30

Dalam Injil hari ini Yesus memberikan perumpaan yang menggambarkan sikap Allah kepada umat manusia. Di sini Yesus mau bersikap realistis. Bahwa di dunia ini akan ada kebaikan dan kejahatan. Kebaikan dan kejahatan hidup berdampingan. Allah tidak menolak atau menyangkal itu. Allah justru membiarkan kejahatan dan kebaikan itu tumbuh bersamaan

Yang menarik dari perumpamaan Yesus ini adalah akhir dari cerita-Nya. “Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.” (ay. 30). Inilah akhir dari pembiaran itu. Bagian ini sekaligus mau menjawab sikap Allah yang membiarkan lalang (simbol kejahatan) dan gandum (simbol kebaikan) tumbuh dalam kebersamaan.

Ternyata kejahatan dibiarkan tumbuh bersama dengan kebaikan agar kita mempunyai pilihan. Di sini Allah mau menghargai kebebasan manusia. Allah mempersilahkan manusia memilih sendiri pilihan jalan hidupnya: apakah ia mau menjadi ilalang atau menjadi gandum. Dengan tahu apa itu kejahatan, orang bisa menemukan kebaikan. Demikian pula sebaliknya, orang yang biasa hidup dalam kebaikan akan dengan mudah menemukan kejahatan. Karena kejahatan adalah ketiadaan kebaikan.

Jadi, Allah membiarkan kebaikan dan kejahatan hidup berdampingan karena Allah menghargai pilihan manusia. Setiap pilihan mempunyai konsekuensinya. Itulah yang disampaikan Allah. Jika kita memilih menjadi lalang, maka apilah yang kita dapat; tapi kalau gandum yang dipilih maka lumbung (simbol kerajaan sorga) siap menanti.

Dalam pilihan itu terdapat ruang pertobatan. Bisa saja pilihan kita salah atau keliru. Akan tetapi pada kita ada kesempatan untuk bertobat. Bertobat berarti kita kembali ke jalan yang benar, yang sesuai kehendak Allah.

by: adrian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar